Kamipun berjalan bersama dan meninggalkan kedua motor yang membawa kami ke sini.
BACA JUGA:Ribuan Warga Pulau Pinang Lahat Elu-Elukan HDCU dan BERLIAN, Ada Apa Ya?
BACA JUGA:Sinergitas Awak Media dan Satgas TMMD Ke-122 Kodim Lahat Laksanakan Publikasi, Ini Katanya
Sekitar 250 m tibalah kami di batu yang dimaksud Doni dengan batu kecik (kecil).
Dan ternyata adalah lumpang batu lagi dan menjadi lubang batu kedua di lokasi ini.
Pada awalnya terlihat lumpang batu berlubang satu tetapi setelah dibersihkan rumput dan tanahnya (agak miring) maka terlihatlah dua lubang.
Lumpang batu kedua ini mempunyai panjang 120 cm, lebar 95 cm, diameter pertama 20 cm dan lubang kedua 17 cm.
BACA JUGA:Tradisi 'Berayak' di Lahat Sumatera Selatan Tak Lekang Dimakan Waktu, Yuk Mari Kita Telusuri
BACA JUGA:Kabupaten Lahat Rentan Terjadi Pelanggaran Pemilu, Haekal: Warga Diminta Siaga 1
“Oiiii…..kami dek pernah ngeruani batu ini, kami liwat-liwat saje (Kami tidak pernah memperhatikan batu-batu ini, kami hanya lewat-lewat saja),” ujar Indirman yang telah berkebun di sini di ajak bapaknya sejak 40 tahun yang lalu.
Hal seperti ini pernah kami alami ketika kami ke Desa Bandar Aji, Kecamatan Jarai di mana warga yang setiap hari melintas di lumpang batu tidak mengetahui bahwa batu tersebut mempunyai nilai budaya yang tinggi.
Begitu juga ketika kami ke Desa Padang Perigi, Kecamatan Tanjung Tebat, tak ada warga yang mengetahui keberadaan situs megalitik di desanya.
Dengan adanya temuan 2 lumpang batu di Desa Talang Padang, Kecamatan Mulak Sebingkai maka menambah jumlah situs yang ada di Kabupaten Lahat menjadi 70 situs megalitik.
BACA JUGA:Gawat, Disdikbud Lahat Catat Ada 5.881 Anak Berstatus Tidak Sekolah, Kok Bisa
BACA JUGA:TMMD Ke-122 Kodim Lahat Bawa Berkah Bagi Pedagang Kue Keliling, Inilah Buktinya
Hal ini pula menjadi temuan pertama dan satu-satunya di wilayah Kecamatan Mulak Sebingkai.