Tidak hanya itu, lomba ini juga selaras dengan fungsi museum dalam melindungi, mengembangkan, memanfaatkan, dan mengkomunikasikan koleksi.
"Melalui dongeng, museum turut melestarikan warisan budaya takbenda yang terkandung dalam cerita-cerita rakyat dan tradisi lisan," bebernya.
Dalam lomba ini, cerita-cerita dongeng dikembangkan melalui kreativitas para peserta, yang membawa kisah-kisah lama dengan gaya penyampaian baru.
Hal ini merupakan bentuk pengembangan budaya tradisional yang relevan dengan zaman sekarang.
Museum juga menjalankan peranannya dengan mengolah cerita-cerita dongeng sebagai sumber inspirasi dan edukasi. Cerita-cerita yang ditampilkan tidak hanya menghibur tapi juga menyampaikan pesan-pesan penting.
"Kita harapkan Perlombaan ini akan mampu melahirkan bibit baru, atau generasi potensial dalam hal mendongeng," tandasnya.
Sementara, dalam laporannya, Plh Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel Amarullah menyebutkan, Lomba Baca Dongeng Tingkat Umum ini diikuti oleh 80 peserta yang terdiri atas usia 15 hingga 25 tahun.
Lomba ini kata Amarullah bertemakan Ayo ke Museum Negeri Sumsel yang menyimpan sejarah dan juga ruang ekspresi seni dan kreativitas.
Amarullah menuturkan, perlombaan ini diselenggarakan Museum Negeri Sumsel bekerjasama dengan Sanggar Seni Dan Budaya Teater Alam.
Perlombaan dipusatkan di Auditorium Balaputra Dewa, Museum Negeri Sumsel, Jalan Srijaya I, Nomor 288, RW 5, Kelurahan Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota Palembang.