BACA JUGA:Pemda Harus Cari Peluang Investasi, Tidak Melulu Mengandalkan APBN dan APBD.
BACA JUGA:Pendapatan Negara Over Target, Ini Dampak Positifnya terhadap Kinerja APBN di Sumsel
Belanja negara ini terdiri dari belanja pemerintah pusat sebesar Rp12,40 triliun atau terealisasi 58,19%.
Termasuk transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp23,94 triliun atau terealisasi sebesar 75,04%.
Dari sisi pendapatan negara, penerimaan pajak sampai September 2024 mencapai 59,65% dari target Rp20,27 triliun.
Pertumbuhan ini didorong oleh penerimaan PPh Non Migas tumbuh positif sebesar 5,6% dan PPN & PPnBM tumbuh sebesar 0,6% yang menunjukkan baiknya aktivitas ekonomi di Sumsel.
BACA JUGA:Cek Penyaluran Bantuan Pangan, Presiden: Jika APBN Mencukupi, akan Dilanjutkan
BACA JUGA:Pendapatan Tumbuh Positif, Kinerja APBN di Sumsel Semakin Optimal
PPh 21 tumbuh 16,7% karena terjaganya utilitas tenaga kerja dan peningkatan level penghasilan karyawan.
PPh Final tumbuh 16,4% karena peningkatan pembayaran dari pelaksanaan jasa konstruksi pada Proyek Strategis Nasional dan penghasilan berupa dividen.
PPN Impor tumbuh 46,6% karena tingginya aktivitas impor barang modal dan bahan baku pada sektor industri pengolahan dan perdagangan besar.
Dinamika kondisi penerimaan pajak per sektor utama sampai dengan bulan September (yoy) menunjukkan sektor perdagangan besar dan eceran netto tumbuh 1,9%.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Minta Realisasi APBN 2024 Sejak Awal Tahun
Hal ini dikarenakan peningkatan setoran masa PPN DN atas aktivitas penyerahan kepada pemungut industri karet.
Sektor administrasi pemerintahan tumbuh 27,2% karena peningkatan pembayaran PPN DN atas belanja modal APBN dan APBD serta peningkatan pembayaran PPh 21 atas belanja pegawai.