PADANG, KORANPALPRES.COM – Artikel berjudul Keanekaragaman Tanaman Hanjeli: Pangan Lokal yang Terlupakan di Sumatera Barat ini ditulis oleh Dinda Sri Azani, Mahasiswa Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat.
Sumatera Barat, merupakan salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati.
Salah satu tanaman yang memiliki potensi besar tetapi kini semakin terabaikan adalah hanjeli (Coix lacryma-jobi).
Meskipun tanaman ini pernah menjadi bagian penting dalam tradisi pangan lokal, popularitasnya terus meredup, kalah oleh komoditas lain seperti padi, jagung, dan ubi kayu.
BACA JUGA:Pemkab Lahat Sambut Baik Sertifikat Halal pada Produk Pangan Lokal, Ini Pesan Pj Bupati
Hanjeli adalah salah satu tanaman serealia tropis yang berasal dari kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur.
Tanaman ini memiliki biji berbentuk bulat hingga lonjong dengan tekstur yang keras.
Selain kaya akan karbohidrat, hanjeli juga mengandung protein, serat, dan berbagai mineral seperti zat besi dan kalsium, menjadikannya salah satu sumber pangan yang bernilai gizi tinggi.
Selain sebagai sumber pangan, hanjeli juga memiliki khasiat obat tradisional untuk berbagai penyakit, termasuk gangguan pencernaan dan kanker.
BACA JUGA:Ekosistem Tapir di Pasaman Barat Terancam! Mahasiswa Universitas Andalas Tawarkan Solusi Jitu
Biji hanjeli biasa diolah menjadi tepung untuk membuat bubur, kue, atau panganan ringan lainnya.
Selain itu, bijinya yang keras sering dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan, seperti tasbih, kalung, atau aksesoris lainnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, tanaman ini mulai tergeser karena minimnya upaya pelestarian, perubahan pola konsumsi masyarakat, dan dominasi tanaman pangan lain yang lebih mudah dipasarkan menjadi beberapa penyebab hilangnya popularitas hanjeli.