Sumatera Barat memiliki berbagai jenis hanjeli yang tumbuh liar maupun pernah dibudidayakan oleh masyarakat.
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Ungkap Penyuluhan Berbasis Ilmu Pengetahuan Optimalkan Hasil Ternak
Varietas lokal ini mencakup variasi dalam ukuran, warna, hingga kandungan gizi bijinya.
Keanekaragaman genetik ini menjadi potensi yang sangat penting, baik untuk pengembangan pangan lokal maupun untuk menghadapi tantangan perubahan iklim.
Tanaman hanjeli memiliki keunggulan adaptasi yang luar biasa.
Ia dapat tumbuh di lahan marginal, seperti perbukitan atau ladang yang kurang subur.
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Dukung Pemberantasan Korupsi untuk Mencapai Indonesia Emas 2045
Di Sumatera Barat, daerah seperti Solok, Padang Pariaman, Lima Puluh Kota, dan Agam pernah menjadi wilayah tumbuh suburnya tanaman ini.
Sayangnya, keanekaragaman genetik hanjeli saat ini semakin terancam karena kurangnya perhatian terhadap pelestarian tanaman lokal.
Melestarikan hanjeli tidak hanya soal mengenalkan kembali tanaman ini ke masyarakat, tetapi juga soal membangun kesadaran akan pentingnya diversifikasi pangan.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menghidupkan kembali hanjeli antara lain yaitu melakukan penelitian dan pengembangan untuk menggali potensi hanjeli, baik dari segi gizi, budidaya, maupun pengolahannya menjadi produk bernilai ekonomi.
BACA JUGA:Apakah Indonesia Sudah Aman dari Korupsi? Ini Kata Mahasiswa Universitas Andalas
Mengembangkan inovasi produk berbasis hanjeli, seperti mie, tepung, atau camilan kekinian, dapat menjadi cara menarik minat generasi muda.