Namun, upaya ini juga memiliki tantangan.
Salah satunya adalah kurangnya pengetahuan masyarakat tentang cara budidaya dan pengolahan hanjeli.
Banyak petani lebih memilih untuk menanam tanaman komersial seperti padi karena dianggap lebih menguntungkan.
Selain itu, pemasaran hanjeli juga menjadi kendala; produk ini tidak sepopuler beras sehingga sulit untuk menemukan pasar yang stabil.
Upaya untuk memperkenalkan kembali hanjeli sebagai alternatif pangan lokal sangat penting untuk menjaga keberagaman hayati dan ketahanan pangan.
Penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk melakukan sosialisasi mengenai manfaat hanjeli serta cara budidayanya.
Pelatihan bagi petani tentang teknik budidaya modern dapat meningkatkan hasil panen dan pendapatan mereka.
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Sebut 2 Hal Kunci Utama dalam Pemberantasan Korupsi
Selain itu, pengembangan produk olahan berbasis hanjeli seperti dodol atau ketan dapat menarik minat masyarakat untuk kembali mengonsumsinya.
Hanjeli adalah contoh nyata dari keanekaragaman pangan lokal yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.
Dengan meningkatkan kesadaran tentang nilai gizi dan potensi ekonominya, kita tidak hanya melestarikan warisan budaya tetapi juga memperkuat ketahanan pangan lokal.
Mari kita bersama-sama menghidupkan kembali hanjeli sebagai salah satu sumber pangan alternatif di Sumatera Barat.