Seperti menjauhi perbuatan dusta, yaitu menceritakan sesuatu yang bukan kenyataan (kebohongan).
Kedustaan yang paling besar adalah berdusta kepada Allah dan rasul-Nya, seperti menyandarkan suatu perkara kepada Allah dan rasul-Nya untuk menghalalkan sesuatu yang telah jelas keharamannya atau mengharamkan sesuatu yang telah jelas kehalalannya tanpa ilmu.
Allah berfrman, “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta “Ini halal dan ini haram”, untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah.
BACA JUGA:Ustaz Syafiq Riza Basalamah Ungkap Keutamaan 4 Bulan Haram dalam Islam, Adakah Amalan Khusus?
Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah Tiadalah beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih.” (QS. An Nahl: 116-117).
Dan dalam shahih Bukhari-Muslim, juga dalam kitab shahih yang lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barang siapa yang berdusta atas ku dengan sengaja maka hendaklah ia mengambil “tempat duduknya” di neraka.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi peringatan keras orang yang berdusta, beliau bersabda:
“Jauhilah perbuatan berdusta. Sesungguhnya dusta menghantarkan pada dosa, dan dosa menghantarkan pada neraka. Dan seorang senantiasa berdusta, dan terbiasa berdusta hingga ditulis di sisi Allah sebagai pendusta. (Muttafaq ‘Alaih)
2. Ghibah
Perkara lainnya yang harus dihindari seorang yang berpuasa adalah ghibah, yaitu menceritakan perihal orang lain tentang sesuatu yang tidak ia sukai.
Baik menceritakan tentang fisiknya seperti pincang, juling, buta sebagai bentuk celaan, ataupun tentang akhlaqnya, seperti bodoh, fasiq dll.
Baik yang dikatakan itu benar ataupun tidak.
BACA JUGA:Bukan Sekedar Kota Kelahiran Nabi Muhammad, Ustaz Syafiq Riza Basalamah Ungkap Sejarah Makkah
Ketika nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang ghibah, beliau bersabda,
“Engkau menceritakan perihal saudaramu yang tidak ia sukai” kemudian seorang berkata,” Bagaimana jika apa yang aku katakan itu memang ada padanya?”, beliau bersabda, “Jika apa yang engkau katakan itu benar maka disitulah engkau telah melakukan ghibah, jika apa yang engkau katakan itu tidak ada pada saudaramu maka engkau telah berdusta” (HR. Muslim).