Selain itu, ada pembahasan kerja sama antar pengelola museum terkhusus keberadaan Galeri Museum Negeri Sumsel di Museum Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Melaka.
BACA JUGA:Mengulik Tradisi Wayang Wahyu di Yogyakarta, Biasa Dimainkan Saat Natal
BACA JUGA:Museum Negeri Sumsel Sumber Belajar Sejarah, Pemerintah Harus Melek Soal Itu, Ini Alasannya
“Mereka meminta agar tahun depan kita memperbaharui tata pamer di sana (Museum DMDI Melaka),” pungkas Chandra.
Mengutip Wikipedia, menyebut Hang Tuah sebagai tokoh legendaris Melayu pada masa pemerintahan Sultan Mansur Shah di Kesultanan Melayu Melaka pada abad ke-15.
Hanya saja, sejumlah pihak masih meragukan keberadaannya, bahkan menganggapnya sebagai tokoh fiktif.
Hang Tuah dianggap sebagai laksamana, seorang diplomat dan ahli ilmu bela diri yang hebat.
BACA JUGA:Mau Lihat Sejarah Sumatera Selatan? Coba Deh ke Museum Negeri Sumsel, Lengkap Koleksinya!
BACA JUGA:Lagu Museum Balaputra Dewa Segera Dilaunching, Begini Lirik Lagunya!
Dia adalah tokoh pejuang yang paling terkenal dalam sastra Melayu.
Kendati demikian, disebutkan sosok Hang Tuah yang agak kontroversial dan ada banyak perselisihan tentang kesejarahan faktual cerita Hang Tuah.
Penggambaran Hang Tuah dari beberapa versi Sulalatus Salatin berbeda, ada yang menyebutkan bahwa ia dahulunya adalah seorang nelayan miskin.
Hang Tuah ialah seorang pahlawan legenda berbangsa Melayu pada masa pemerintahan Kesultanan Melaka pada abad ke-15 (Kesultanan Melayu Melaka) bermula pada abad ke-15.
Pada masa mudanya, Hang Tuah beserta 4 teman seperjuangannya, Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu membunuh sekelompok bandit-bandit dan 2 orang yang berhasil menghancurkan desa dengan amarahnya.