PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Kuliner di Tanah Besemah saat ini sudah banyak yang tidak dijumpai lagi di tengah masyarakat. Beberapa kuliner khas itu saat ini hanya muncul pada saat-saat tertentu.
Hidangan masyarakat Besemah yang masa lalu merupakan hidangan andalan di acara persedekahan saat ini juga sudah mulai berkurang.
Hidangan utama adalah menikmati lemang yang merupakan masakan tradisional besemah.
"Hidangan utama seperti lemang ini dulu pasti ada di setiap persedekahan," ujar salah seorang tokoh masyarakat Besemah yang juga Ketua PDM Muhammadiyah Kota Pagaralam, H Dimyati Rais.
BACA JUGA:Kamu Penderita Anemia? Wajib Banget Tau 9 Jenis Makanan yang Mesti Dihindari
Hidangan ini saat ini tidak sering dihidangkan. Padahal ini dulu menjadi hidangan wajib saat persedekahan seperti pernikahan, syukuran, bahkan pada pada bulan puasa sering disajikan.
"Karena itu kalau kami di kepengurusan Muhammadiyah Pagaralam sering menghidangkan kuliber tradisional sekalian melestarikan masakan tradisional yang sudah jarang diproduksi lagi di wilayah Pagaralam dan sekitarnya," terang Pandim, panggilan akrab HA Dimyati Rais ini.
Lemang meskipun juga ada di daerah lain namun tetap dianggap kuliner khas Besemah.
“Di daerah lain seperti Medan atau Kalimantan bahkan sampai di Malaysia juga ada kuliner serupa ini. Namun kita di Besemah tetap menganggapnya makanan tradisional kita,” kata dia.
BACA JUGA:Makanan Khas dari Bali Nusra dan Maluku, Nomor 5 Bukan Jenis Tumbuh-tumbuhan Lho
Lemang adalah sejenis makanan yang terbuat dari beras ketan (pulut) yang dicampur dengan air kelapa (santan) serta garam, yang kemudian dimasukkan ke dalam bambu yang sudah berlapis daun pisang muda, selanjutnya dimasak pada perapian yang telah disiapkan.
Membuat lemang (melemang) telah menjadi tradisi pada masyarakat Besemah sejak dahulu pada waktu-waktu tertentu, seperti pada bulan puasa (Ramadhan), lebaran, maulud nabi, upacara perkawinan, panen padi, menyambut tamu dan lainnya.Keberadaan (fungsi) lemang dalam upacara perkawinan (bimbang) suku Besemah.
Di Pagaralam sentra pembuatan lemang dulu ada di seputaran Demporeokan, Kecamatan Pagaralam Utara. Juga ada beberapa desa di Kecamatan-kecamatan Dempo Utara, Tengah, dan Selatan. Tetapi kini sudah tidak terlihat lagi para pedagang lemang di sana.
Lemang hanya muncul sekali-sekali saat bulan puasa. Pada acara perkawinan pun sudah jarang muncul.
BACA JUGA:4 Makanan Dusun Asal Lahat Goda Selera dan Khasiat Sebagai Obat, Yuk Siap Goyang Lidah!