Sandiwara ini untuk pertama kalinya disiarkan di BBC, 15 Janua 1924.
BACA JUGA:Istana Kaca Beratap Langit
BACA JUGA:Parents, Yuk Simak 6 Tips Penggunaan Gadget dari Psikolog
Drama radio kala itu sama sekali tanpa komponen visual, sehingga benar-benar bergantung pada efek suara, musik latar, dan dialog.
Para pendengar harus bisa berimajinasi dan membayangkan apa dan bagaimana yang terjadi pada alur cerita dan karakternya.
Sementara itu, di tahun yang sama, Amerika Serikat juga tidak ketinggalan turut menyiarkan The Wolf, sebuah sandiwara hasil adaptasi teater karya Charles Somerville.
Sama seperti karya lagu, drama radio pun memiliki banyak genre, mulai dari fantasi, thriller, misteri, hingga komedi.
BACA JUGA:Amankan Natal dan Tahun Baru, Yonif 143/TWEJ Ikut Apel Gelar Pasukan Ops Lilin Krakatau
BACA JUGA:Inilah 6 Band Tertua di Indonesia, Salah Satunya Band Rock Tertua di Dunia
Hasilnya Program Sandiwara radio semakin disukai dan terbukti mampu menguasai 14 persen program radio pada tahun 1930an.
Setelah 3 dekade berjalan, seiring dengan hadirnya Televisi yang menghadirkan visual, sandiwara radio mulai mengalami penurunan.
Bahkan pada tahun1960an, sebagian besar drama radio di stasiun NBC dan CBS sampai harus dibatalkan.
Sedangkan di Indonesia, sandiwara radio baru mulai populer pada 1980-an.
BACA JUGA:Bukan Legenda Sura dan Baya, Begini Asal Usul dan Sejarah Kota Surabaya, Wajib Kamu Tau!
BACA JUGA:Ini Alasan Mengapa Orang Malas Nonton Debat dan Ada yang Menyukainya
Kala itu radio adalah satu-satunya media hiburan yang masih mampu dijangkau rakyat.