Pemimpinnya adalah Sheikh Ahmed Yassin.
BACA JUGA:Menangkal Gempuran Musik K-Pop, Seniman di Palembang Kenalkan Alunan Batanghari 9 ke Mahasiswa
Bertujuan sebagai wadah amal dan sosial untuk membantu warga Palestina yang terdampak Perang Arab-Israel.
Mujama ingin menjadi organisasi sosial dan menampilkan wajah Islam yang memikat, penuh kasih dan menebar persaudaraan.
Organisasi ini pun diakui oleh pemerintah Israel.
Bahkan, sejak 1979 mendapat sokongan dana dari Israel.
BACA JUGA:Masya Allah Aliansi Mahasiswa Di Lubuklinggau Galang Dana Untuk Palestina
Tentu saja bantuan dana tersebut tidak cuma-cuma.
Israel awalnya ingin menjadikan Mujama al-Islamiya sebagai kepanjangan tangannya.
Dengan alasan demi kepentingan menjaga ketertiban di Yerusalem.
Termasuk pertarungan politik melawan kelompok nasionalis Fatah dengan Palestine Liberation Organization (PLO)-nya.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Kunker Ke Prabumulih, Ini Daerah Yang Akan Dikunjungi
Pada masa itu, Yasser Arafat adalah musuh Israel nomor satu saat dia memimpin PLO.
Segala cara dilakukan oleh Israel untuk meredam kekuatan PLO.
Hingga akhirnya Tel Aviv mengizinkan Sheikh Ahmed Yassin mengembangkan Mujama al-islamiya.
Tujuan Israel tentu saja agar bisa memecah kekuatan perjuangan pimpinan Arafat tersebut.