PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Di Indonesia banyak sekali ragam budaya serta tradisi-tradisi yang mempesonal, sehingga Indonesia dikenal dengan pesona Indonesia.
Ada salah satu budaya yang hingga kini masih dilakukan masyarakat sekitarnya yaitu di Kabupaten Empat, Lawang dinamakan sedekah serabi.
Sedekah serabi merupakan sebuah tradisi yang harus dilestarikan Karena memiliki nilai budaya yang baik.
Sedekah serabi itu sendiri biasanya diabadikan pada saat momen-momen acara sedekah atau selamatan.
BACA JUGA:Resep Moon Cake Kue untuk Perayaan Imlek 2575, Bisa Bikin Dirumah Lho!
BACA JUGA:7 Masakan Lezat Khas Situbondo, Ade Sate Lalat yang Akan Manjakan Lidahmu!
Tepatnya disuku lintang yang berada di Kabupaten Empat Lawang, tradisi unik ini biasanya dijadikan sebagai tradisi untuk memenuhi nazar.
Tradisi untuk memenuhi nazar itu dinamakan dengan sedekah serabi, yang di mana pada kegiatan ataupun pelaksanaan tradisi ini sama halnya seperti kenduri dengan beriringan doa-doa.
Banyak masyarakat menyebutnya sebagai sedekah serabi karena hal ini pelaksanaan tradisinya yaitu sedekahan ataupun kenduri dengan mengutamakan makanan utamanya yaitu serabi, bersama dengan makanan pendamping lainnya seperti kerupuk ubi merah, bolu, agar-agar, pisang goreng, kejempol, hingga makanan khas Empat Lawang lainnya.
Diketahui sedekah serabi ini telah ada sejak zaman nenek moyang di suku lintang.
BACA JUGA:Ini Makanan Legendaris dari Jambi yang Patut Kamu Coba, Mau ke Sana?
BACA JUGA:Makanan Modifikasi? 8 Makanan Legendaris Khas Daerah yang Dimodifikasi Agar Semakin Bervariasi!
Tradisi ini berkembang jauh sebelum adanya agama Islam yang hingga kini telah berkembang pesat serta menjadi mayoritas ataupun pedoman bagi masyarakat di Empat Lawang tersebut.
Tradisi ini mulai dikenal pada zaman nenek moyang yaitu di tahun 1980-an namun diketahui juga saat ini mulai jarang dilakukan masyarakat.
Seperti yang dikatakan oleh seorang mantan kepala desa Simpang Perigi, tepatnya di Kabupaten Empat Lawang, Rozali "sejak tahun 1980-an tradisi ini mulai jarang dilakukan masyarakat kalaupun ada paling hanya ada beberapa desa saja yang masih mengadakannya" ucap Rozali.