https://palpres.bacakoran.co/

Bandar Udara di Kota Tertua Ini Disebut 'Bandara Kampung', Pernah Sedot Anggaran Rp366,7 Miliar

Pasca turunnya status Bandar Udara SMB II Palembang disebut sebagai bandara kampung karena bentuk kekecewaan warga Palembang--Freepik

PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Status Bandar Udara (Bandara) SMB II Palembang hingga kini belum juga kembali internasional.

Penurunan status Bandara SMB II Palembang ini cukup memberikan keprihatinan bagi sejumlah orang.

Saking prihatin, Bandar Udara di kota tertua di Indonesia tersebut disebut sebagai Bandara Kampung.

Sebutan Bandara Kampung ini dikarenakan masyarakat yang ingin bepergian menggunakan pesawat hanya bisa domestik.

BACA JUGA:Sistem Informasi Jadi Primadona, Berikut Peminat dan Kuota UIN Raden Fatah Palembang Jalur SSE UM-PTKIN 2024

BACA JUGA:Evaluasi Seleksi Sistem Elektronik UM PTKIN 2024, Prof Nyayu Khodijah: Ujian Berjalan Lancar Tanpa Kendala

Sedangkan jika hendak ke Malaysia atau Singapura harus melalui transit sehingga mengeluarkan dana lebih besar bahkan dua kali lipat dari biasanya.

Padahal, Bandara SMB II Palembang ini pernah menjadi pintu masuk kontingen dari berbagai luar negara ke Palembang.

Informasinya bandara ini diresmikan menjadi bandara bertaraf internasional dan bisa didarati oleh pesawat yang berbadan besar pada 1 Januari 1970.

Pengembangan bandara tersebut mulai dilakukan pada 1 Januari 1990 dengan total biaya Rp366,7 miliar yang berasal dari Japan International Bank Corporation Rp251,9 miliar dan dana pendamping dari APBN sebesar Rp114,8 miliar.

BACA JUGA:Antusiasme Masyarakat Palembang Tinggi, Tiket Gratis Nonton Reuni Legenda Sriwijaya FC Ludes

BACA JUGA:Wah Apa Yang Terjadi, Polda Sumsel Mengumpulkan Personel Yang Melakukan Pelanggaran

Sementara itu, Status Bandara SMB II Palembang yang turun kasta dari bandara internasional menjadi domestik mendapat sorotan dari sejumlah anggota DPR RI asal Sumsel.

Wakil rakyat yang ada di senayan menilai jika penurunan status Bandara SMB II Palembang ini berimbas pada sulitnya para pekerja yang bekerja di Malaysia.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan