Kaji Relief Candi Bumiayu Koleksi Museum Sriwijaya, 5 Pakar Kemukakan Pendapat Fenomenal
Kepala UPTD TWKS Nuryasin dan jajaran berfoto bersama 5 narasumber Kajian Relief Candi Bumiayu Koleksi Museum Sriwijaya.--museum sriwijaya
5. Ahmad Rapanie Igama, Pelestari Aksara Ulu Sumsel.
Dalam paparannya, Sondang M. Siregar mengangkat judul Ragam Seni Arsitektural dan Ornamental di Kawasan Percandian Bumiayu.
BACA JUGA:Pagelaran Dulmuluk Bisa Jadi Media Sosialisasi, Kok Bisa? Ini Penjelasan Seniman Palembang
Dia menjelaskan secara rinci bagaimana latar belakang penelitian mengenai ragam seni arsitektural dan ornamental di kawasan Percandian Bumiayu, antara lain:
1864 : E.P. Tombrink menemukan 26 arca di tepi S Lematang.
1904 : A.J. Knapp menemukan reruntuhan candi di S Lematang setinggi 1.75 m.
1930 : Bosch melaporkan dalam Oudheidkundige Verslag bahwa adanya temuan ornamen berupa makhluk gana di situs Tanah Abang.
BACA JUGA:Cukup Scan Kode QR, Seluruh Informasi Koleksi Museum Terbesar di Sumatera Selatan ini Bisa Diakses
BACA JUGA:Sukses di Era Digital! Museum Negeri Sumatera Selatan Bikin Aksi Perubahan Besar-Besaran
1937: Schnitger menemukan sebaran bangunan candi dan arca Siwa di Tanah Abang.
1938 : Puslitarkenas kerjasama dgn Universitas Pennsylvania dan menemukan 3 reruntuhan candi di situs Bumiayu.
1991 : Puslitarkenas membuat peta situs Bumiayu.
1992 : Puslitarkenas menemukan 9 gundukan tanah diindikasikan struktur bata candi dengan memberi nama candi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.