Catat! Asal-Usul Memorabilia Uang Pecahan Rp10.000 TE 2005 yang Jadi Spot Foto Favorit di Museum Negeri Sumsel
Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi dan Kepala Kanwil BI Sumsel, Ricky Perdana Gozali didampingi Plt Kepala Disbudpar Sumsel Pantji Tjahjanto, Plt Kepala Disdik Sumsel Awalludin dan Plh Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel Amarullah usai peresmian Memorabilia uan--Humas Pemprov Sumsel for koranpalpres.com
Rumah ini awalnya didirikan di pusat Kota Palembang, kawasan sekitar Benteng Kuto Besak, pada 1833.
Secara berturut-turut, rumah ini dibeli oleh Kepala Marga Sirah Pulau Padang, Pangeran Batun, dan dipindahkan ke Desa Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir (OKI).
Kemudian dibeli oleh Kepala Marga Pemulutan, Pangeran Punto, dan dipindahkan ke Desa Talang Pangeran (Ogan Ilir).
Setelah dibeli oleh Gemeentebestuur Palembang pada 1930 dari zuriah Pangeran Punto (versi lain menyebutkan “disita”), sekitar 2 tahun kemudian (1932), rumah ini dipindahkan ke belakang Kantor Ledeng, Jalan Sluisweg,
BACA JUGA:Belum Ramah Difabel, Disbudpar Sumsel Dorong Peningkatan SDM Pemandu Museum Negeri Sumsel
BACA JUGA:Luar Biasa! Museum Negeri Sumsel Terima Hibah Alquran Tulisan Tangan Kiyai Delamat Berusia 2 Abad
Berikutnya Rumah Limas ini diresmikan sebagai “Museum Palembangsch Huis” pada 22 April 1933.
Sedangkan, Rumah Bagian Belakang atau Rumah Limas Pangeran Syarif Ali dibeli tahun 1936 dari ahli warisnya dan dipindahkan ke belakang Kantor Ledeng.
Lalu, disatukan dengan Rumah Limas Pangeran Syarif Abdul Rahman al-Habsyi, menggunakan koridor seperti sekarang.
Kedua rumah ini masih difungsikan sebagai museum, setidaknya, hingga 1982.
BACA JUGA:Kaya Situs Megalitik! Begini Kata 4 Pakar di Seminar Kajian Koleksi Museum Negeri Sumsel
BACA JUGA:Berebut Jadi Sang Juara 2024, 155 Finalis Blusukan ke Museum Negeri Sumsel
Kala itu, dinamakan “Museum Rumah Bari Palembang”.
Selanjutnya, pada 2002, Rumah Tradisional Palembang dan Iliran ini diusulkan untuk dimuat gambarnya pada mata uang Rupiah.
“Setelah melalui proses yang panjang, terbitlah mata uang pecahan Rp10.000 Tahun Emisi 2005 dan 2010 dengan gambar Rumah Limas Koleksi Museum Negeri Sumsel,” tukasnya.