Ga Ada di Situs Cagar Budaya Lainnya, Dosen Unsri Singkap Fakta Mengejutkan dari Kawasan Candi Bumiayu
UPTD Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya selaku pengelola Museum Sriwijaya menyelenggarakan Seminar Hasil Kajian Relief Candi Bumiayu Koleksi Museum Sriwijaya dengan menghadirkan 3 narasumber yakni dosen Unsri, peneliti BRIN dan Dispustaka Provinsi Sumsel.--museum sriwijaya
“Namun bukan Kerajaan Sriwijaya, bahkan cerita rakyat sekitar menyebut lebih tua dari Sriwijaya,” ulasnya.
Ada pula sambung Retno, yang menamakan Kedaton (Kedatuan) yang disebut Kedebung Undang di mana tembok dan pintu gerbang ada di wilayah Air Itam dan Modong.
BACA JUGA:Budget Wisata Candi Prambanan Yang Harus Kamu Siapkan, Dijamin Liburanmu Gak Rugi
BACA JUGA:Keajaiban Arsitektur Candi Borobudur, Warisan Sejarah Dunia dan Karya Seni Menginspirasi
Dulunya menurut cerita masyarakat, komplek kerajaan ini dialiri Sungai dinamakan Piyabung yang mengalir hingga Sungai Musi.
Sungai alam ini umurnya lebih tua dari Sungai Lematang yang ada di sekitar Candi.
“Karena faktor alam terjadi penyusutan sehingga saat ini menyisakan sungai kecil yang tak termanfaatkan lagi,” terangnya.
Lebih jauh Retno menyebutkan, adanya benda arkeologi seperti arca atau patung-patung, dan benda-benda purbakala yang banyak tak dimiliki oleh situs cagar budaya candi lainnya.
Sehingga hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi situs cagar budaya Candi Bumiayu.
Dia merinci benda-benda arkeologi dimaksud antara lain Arca Siwa, Arca Dewa 1 dan Arca Dewa 2, Arca Agastya, Relief bergambar Burung Kakak Tua.
Kemudian ada Peripih Nawasanga yang merupakan wadah benda persembahan untuk memuja dewa tertentu dan Kepala Kala yang ditemukan di Candi nomor 8.
“Ini cuma ada di Candi Bumiayu,” tegas Retno.
BACA JUGA:12 SMP Bersaing di Lomba Berbalas Pantun di Museum Sriwijaya TWKS, Inilah Keseruannya!