https://palpres.bacakoran.co/

Ga Ada di Situs Cagar Budaya Lainnya, Dosen Unsri Singkap Fakta Mengejutkan dari Kawasan Candi Bumiayu

UPTD Taman Wisata Kerajaan Sriwijaya selaku pengelola Museum Sriwijaya menyelenggarakan Seminar Hasil Kajian Relief Candi Bumiayu Koleksi Museum Sriwijaya dengan menghadirkan 3 narasumber yakni dosen Unsri, peneliti BRIN dan Dispustaka Provinsi Sumsel.--museum sriwijaya

“Rencana strategis perguruan tinggi untuk jangka panjang dalam memastikan keberlanjutan pelestarian dan pemanfaatan Situs Bumiayu,” tukasnya. 

BACA JUGA:Keren! Ternyata ini Lho Cara Cerdik TWKS Kenalkan Kerajaan Maritim Terbesar di Asia Tenggara kepada Siswa

BACA JUGA:Polda Sumsel Gelar 3 Kegiatan Sekaligus di TWKS Palembang

Ragam Hias Percandian Bumiayu

Giliran kesempatan peneliti dari BRIN Sumatera Selatan, Sondang M. Siregar menyampaikan materi berjudul “Percandian Hindu dan Buddha di Tepian Sungai Lematang dan Ragam Hias Percandian Bumiayu”.

Dalam paparannya, Sondang memastikan bahwa berdasarkan temuan diketahui bahwa percandian Bumiayu berlatar belakang agama Hindu, Buddha dan Hindu Tantrayana.

Selain itu menurut dia, Percandian Bumiayu berorientasi timur (sungai), pada bentang lahan rawa, di atas permukaan tanah kering yang areanya lebih tinggi dari sekitarnya.

BACA JUGA:Tempatkan Replika Prasasti Baturaja di Sini, Niatan TWKS Patut Diacungi 2 Jempol

BACA JUGA:Catat! Asal-Usul Memorabilia Uang Pecahan Rp10.000 TE 2005 yang Jadi Spot Foto Favorit di Museum Negeri Sumsel

Berdasarkan tinjauan ilmu kronologi, percandian Bumiayu ini bermula dari abad ke-9 Masehi, namun aktivitas puncak keagamaan abad ke-10 Masehi.

“Hal tersebut berdasarkan temuan mayoritas keramik di lokasi situs percandian Bumiayu,” ulasnya.

Sondang mengungkapkan, aktivitas keagamaan pada candi 1, 2, 3 diduga bersamaan yakni abad ke-9 Masehi karena sebaran temuan keramik memiliki kronologi yang sama.

Dia juga menyimpulkan bahwa percandian Bumiayu ini terbuat dari material lokal yakni lempung dan lempung tufaan.

BACA JUGA:Hadiah Terindah dari BI, Memorabilia Uang Pecahan Rp10.000 Tahun Emisi 2005 Hadir di Museum Negeri Sumsel

BACA JUGA:Jangan Lewatkan! 1 Bulan Gelar Pameran Temporer, Museum Negeri Sumsel Pamerkan Ratusan Koleksi Menarik Hati

Kemudian ragam hias percandian perwujudan lingkungan candi (flora dan fauna), 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan