Sebagai Pintu Terakhir Dilalui SMB II, Ini Harapan Besar SMB IV Atas Keberadaan Lawang Borotan
Pj Walikota Palembang Ucok Abdulrauf Damenta disaksikan SMB IV Jayo Wikramo RM Fauwaz Diradja, Kepala Disbud Kota Palembang M Affan Prapanca dan tamu undang melaunching Lawang Borotan BKB.--Alhadi/koranpalpres.com
PALEMBANG, KORANPALPRES.COM – Sebagai pintu terakhir yang dilalui sultan ke-7 Kesultanan Palembang Darussalam, Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II sebelum meninggalkan tanah Palembang, Lawang Borotan menyimpan nilai sejarah berjuta makna.
Keturunan SMB II yang dipercaya memimpin Kesultanan Palembang Darussalam saat ini, SMB IV Jayo Wikramo Raden Muhammad Fauwaz Diradja menaruh harapan besar atas keberadaan Lawang Borotan tersebut.
Utamanya lagi setelah Lawang Borotan pada Benteng Kuto Besak (BKB) itu dilaunching atau diresmikan oleh Pj Walikota Palembang Ucok Abdulrauf Damenta, Jumat, 25 Oktober 2024.
Launching ini sendiri ditandai dengan penampilan luar biasa teaterikal pengasingan SMB II melewati Lawang Borotan.
BACA JUGA:Pj Walikota Palembang Jadikan Lawang Borotan Destinasi Wisata, Ini Kata Pangdam II Sriwijaya
Di mana para seniman dan sejarawan sangat menghayati teatrikal yang dilakukan tersebut di Lawang Borotan BKB Palembang.
Perlu diketahui bahwa Lawang Borotan memiliki arti pintu belakang dari Benteng Kuto Besak yang dulunya dikenal dengan nama Keraton Kuto Besak.
Lawang Borotan menjadi saksi terakhir kalinya oleh SMB II sebelum diasingkan ke Ternate oleh Kolonial Belanda yang diperkirakan berusia 244 tahun.
"Dapat kita artikan bahwa Lawang Borotan merupakan pintu belakang," jelas sejarawan Kota Palembang, Kemas AR Panji.
BACA JUGA:Ikuti Kelas ‘Bebaso’ Palembang di Museum SMB II, Respon Ratusan Guru Sungguh di Luar Nurul
Dosen UIN Raden Fatah Palembang ini menambahkan, Lawang Borotan merupakan pintu belakang dari Keraton Kuto Besak atau bisa dikenal dengan Keraton Kuto Anyar di masanya.
"Kita bisa melihat dalam beberapa catatan sejarah, Lawang Borotan ini merupakan pintu gerbang yang berada di sisi barat dari bangunan Keraton Kuto Besak yang dibuat pada zaman kepemimpinan SMB I pada tahun 1780," terangnya.