https://palpres.bacakoran.co/

Tradisi Ratusan Tahun Sambut Ramadan, Warisan Empat Kesultanan di Maluku Utara

Tradisi ela-ela pada pertengahan Ramadan untuk menyambut malam lailatul qadar.-malutnews-

Tradisi Kololi Kie motengolo atau mengelilingi Gunung Gamalama melalui laut juga rutin dilaksanakan Kesultanan Ternate, biasanya saat peringatan ulang tahun Sultan Ternate atau ada bencana besar di Ternate, yang tujuannya untuk memohon perlindungan serta dibebaskan dari bencana kepada Tuhan Yang Mahakuasa.

Kesultanan Ternate memiliki pula kegiatan untuk mempromosikan tradisi dan seluruh produk budaya Ternate maupun ketiga kesultanan lainnya di Maluku Utara yakni Festival Legu Gam setiap bulan April yang telah masuk dalam kalender kegiatan pariwisata nasional.

BACA JUGA:Tradisi Bugis Makassar di Sulawesi Selatan Menyambut Ramadan Ini Dipercaya Membawa Berkah

BACA JUGA:Ragam Tradisi Masyarakat Sulawesi Barat Menyambut Ramadhan

Di Masjid Kesultanan Ternate selama Ramadan adalah keunikan tradisi dalam pelaksanaan ibadah Ramadan yang masih dipertahankan di masjid yang terletak di Kelurahan Soasio, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, itu.

Setiap pria yang melaksanakan Shalat Tarawih berjamaah, termasuk shalat wajib lima waktu dan salat sunah lainnya di Masjid Kesultanan Ternate, harus memakai celana panjang dan penutup kepala, baik berupa kopiah maupun sorban atau lainnya.

Jika ada pria yang datang melaksanakan salat di masjid yang masyarakat Ternate menyebutnya dengan nama Sigilamo atau masjid besar itu tidak memakai celana panjang, petugas masjid mengarahkannya untuk salat di masjid lain, tetapi kalau hanya tidak memakai penutup kepala akan dipinjamkan kopiah yang disediakan di masjid.

Menurut imam Masjid Kesultanan Ternate Ahmad Dano Tahir, tradisi itu untuk mencontoh Rasulullah dan para sahabat pada masa perjuangan melawan musuh, yang selalu memakai celana panjang agar lebih leluasa bergerak saat menghadapi musuh.

BACA JUGA:Masyarakat Muslim di NTT Punya Tradisi Sendiri yang Membuat Ramadan Terasa Hadir

BACA JUGA:Tradisi Khas dan Unik Memeriahkan Ramadan dari Masyarakat Berbagai Etnis di NTB

Tradisi unik lainnya dalam pelaksanaan ibadah di Masjid Kesultanan Ternate adalah larangan bagi wanita, termasuk permaisuri sultan, melaksanakan salat di masjid.

Para leluhur di zaman dahulu menetapkan larangan bagi wanita mengerjakan salat di Masjid Kesultanan Ternate mengacu pada anjuran dalam Islam bahwa wanita lebih baik salat di rumah, selain itu untuk menjaga kesucian masjid, karena tidak terutup kemungkinan saat wanita ada di masjid tiba-tiba datang bulan atau haid.

Selo buto adalah tradisi yang dilakukan untuk menyambut malam turunnya lailatul qadar atau turunnya Alquran di Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara yang dilakukan setiap malam 27 Ramadan. Ini karena sejak zaman dahulu masyarakat setempat meyakini bahwa amalan yang dilakukan selama malam lailatul qadar sama nilainya dengan seribu bulan.

Selo buto diawali dengan menancapkan sejumlah tiang kayu dengan tinggi dua meter di pekarangan rumah. Kayu-kayu ditata membentuk lingkaran dengan diameter sekitar lima meter. Batang-batang itu akan digunakan untuk mengikat batang enau, pisang, jagung, dan tebu harus lengkap dengan daunnya dan khusus untuk pisang dan jagung harus memiliki buah yang bisa dimakan. Semua tumbuhan buah-buahan itu berasal dari kebun masyarakat.

BACA JUGA:5 Tradisi Unik Ini Hanya Ada di Bali Saat Bulan Suci Ramadan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan