Tradisi Ratusan Tahun Sambut Ramadan, Warisan Empat Kesultanan di Maluku Utara

Tradisi ela-ela pada pertengahan Ramadan untuk menyambut malam lailatul qadar.-malutnews-
BACA JUGA:Tradisi Ramadan Masyarakat Tidung di Kalimantan Utara yang Mulai Tergerus Peradaban
Sejumlah pria akan menabuh tifa atau gendang rebana. Belasan pria akan masuk ke dalam lingkaran dengan membawa parang atau salawaku sambil menari Cakalele, tarian tradisional setempat.
Setelah menari Cakalele sekitar 30 menit, para pria yang membawa parang mulai mengibaskan parang mereka pada tiang-tiang yang telah diikat tumbuhan. Warga ramai memperebutkan buah-buah yang berjatuhan dari tiang.
Masyarakat muslim Maluku Utara umumnya dan Morotai serta Tobelo Halmahera Utara khususnya punya tradisi turun temurun yang istimewa ketika menjelang memasuki bulan suci Ramadan.
"Kegitan membersihkan kuburan orang tua atau keluarga menjelang Ramadan, ini sudah menjadi tradisi tahunan sejak orang tua tua kita dulu. Jadi, kita anak cucu hanya melestarikan tradisi baik ini," ungkap Novi Panduko, warga Desa Gamsungi Tobelo, Halmahera Utara.
BACA JUGA:Ini Tradisi Ramadan Masyarakat Kalimantan Timur yang Masih Kental
BACA JUGA:7 Tradisi Masyarakat Banjar Kalimantan Selatan dalam Menyambut Kedatangan Ramadan
Hal serupa juga dilakukan di Daruba, Kabupaten Morotai maupun di beberapa daerah lainnya di Maluku Utara. Ketika membersihkan lokasi kuburan, masyarakat juga membawa daun pandan yang sudah diiris kecil untuk ditabur di kuburan saat usai membersihkan sambil ziarah kubur.
Selain membersihkan lokasi kuburan, masyarakat juga berbondong bondong secara gotong royong ke masjid untuk melakukan pembersih di lokasi masjid. Pembersih itu dilakukan seperti mengepel lantai, dinding masjid dicat kembali, dan peralatan salat berupa sajadah dicuci kembali.