https://palpres.bacakoran.co/

Museum Negeri Sumsel Ajak 6 Narasumber Berbobot Singkap Tabir Prasasti Kedukan Bukit, ini Orangnya!

Plh Kepala Museum Negeri Sumsel Amarullah (duduk, tiga dari kiri) bersama narasumber dan panitia Kajian Prasasti Kedukan Bukit Koleksi Museum Negeri Sumsel.--museum negeri sumsel for koranpalpres.com

BACA JUGA:Namanya Terpatri di Prasasti Peresmian Penggunaan Kantor Walikota Palembang, Siapa Ir FC van Lier?

Atau kurang lebih 43 meter dari kediamannya di daerah Kelurahan Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Kecamatan Ilir Barat II, Kota Palembang, Sumatera Selatan. 

Kemungkinan sambung Hudaidah, penemuan tersebut kemudian dilaporkan olehnya kepada seorang kontrolir Belanda bernama M Batenburg sehingga terbitlah laporan penemuan Prasasti Kedukan Bukit pada pada 29 November 1920. 

Berdasarkan isi prasasti, mengisahkan seorang tokoh bernama Dapunta Hyang Sri Jayanasa yang memimpin perjalanan suci atau siddhayatra dari suatu tempat bernama Minanga, dibersamai sekitar 20.000 prajurit.

Segi politik, prasasti ini memperlihatkan usaha Sri Jayanasa dalam mengukuhkan kekuasaannya. 

BACA JUGA:Terungkap! Jejak Sejarah Kantor Ledeng Palembang, Prasasti Kuno Jadi Bukti Otentik

BACA JUGA:Prasasti Kedua Terungkap di Gedung Wali Kota Palembang, Pj Wali Kota Angkat Bicara

Istilah "perjalanan suci" bukan hanya memiliki makna keagamaan, melainkan juga simbolis dan politis, mencerminkan bahwa kekuasaan raja bersumber dari kekuatan spiritual dan restu ilahi—sebuah konsep umum dalam tradisi kerajaan Asia Tenggara kala itu. 

Dapunta Hyang tidak hanya digambarkan sebagai pemimpin ekspedisi militer, tetapi juga sebagai figur sakral yang dianggap menerima wahyu dan layak memerintah.

Dalam hal ekspansi wilayah, perjalanan besar tersebut dapat dipahami sebagai misi militer untuk memperluas pengaruh Sriwijaya. 

Banyak ahli sejarah menilai ekspedisi ini sebagai langkah awal pembentukan kerajaan maritim besar dengan dominasi atas jalur perdagangan dan kawasan strategis di wilayah Sumatra dan sekitarnya. 

BACA JUGA:Prasasti Zaman Belanda Kembali Ditemukan di Kantor Walikota Palembang, Ungkap Peran Dua Tokoh Bersejarah

BACA JUGA:Seniman Muda ini Punya Kemampuan Luar Biasa Merekonstruksi Prasasti Sejarah

Fakta bahwa ribuan pasukan turut serta menunjukkan adanya sistem militer yang terorganisasi dengan baik, bertujuan menaklukkan atau menyatukan wilayah baru. 

Penyebutan nama “Sriwijaya” di akhir prasasti menandakan bahwa hasil ekspedisi ini adalah berdirinya pusat pemerintahan baru di Palembang yang menjadi inti kekuasaan kerajaan tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan