Museum Negeri Sumsel Ajak 6 Narasumber Berbobot Singkap Tabir Prasasti Kedukan Bukit, ini Orangnya!
Plh Kepala Museum Negeri Sumsel Amarullah (duduk, tiga dari kiri) bersama narasumber dan panitia Kajian Prasasti Kedukan Bukit Koleksi Museum Negeri Sumsel.--museum negeri sumsel for koranpalpres.com
Lebih lanjut Amarullah mengatakan, ada banyak cara untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman terkait sejarah dan budaya Sumsel kepada masyarakat.
Salah satunya melalui penyelenggaraan kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif kultural seperti Kajian di Museum Negeri Sumsel.
BACA JUGA:Ga Nyangka! Lewat Lomba Baca Dongeng, Museum Negeri Sumsel Jalankan 6 Fungsinya Sekaligus
BACA JUGA:80 Peserta Siap Rebutan Juara Lomba Baca Dongeng di Museum Negeri Sumsel, ini Daftar Hadiahnya!
Dia menyambut baik diselenggarakannya kegiatan ini yang merupakan suatu hal penting dalam rangka meningkatkan rasa cinta masyarakat terhadap warisan sejarah dan budaya Sumsel.
“Saya berharap kajian ini juga dapat memberikan daya tarik dan dorongan kepada para peserta untuk lebih mengenal museum, meningkatkan pemahaman dan apresiasi terhadap warisan sejarah dan budaya bangsa,” tukasnya.
Sementara, salah seorang narasumber Dr Hudaidah MPd mengemukakan, Museum Negeri Sumsel kembali memainkan peran penting dalam merawat dan menyajikan narasi sejarah melalui berbagai koleksi dan kajian kuratorial.
Replika Prasasti Kedukan Bukit merupakan salah satu koleksi utama yang dipamerkan, tidak hanya sebagai artefak epigrafis, tetapi juga sebagai simbol berdirinya Sriwijaya sebagai kekuatan politik, ekonomi dan budaya.
BACA JUGA:Penasaran? Pemkot Palembang Bakal Sulap Sungai Kedukan Bukit Jadi Destinasi Wisata Ini
Dalam konteks museologi, prasasti ini dijadikan titik fokus untuk menjelaskan bagaimana Sriwijaya memulai ekspansi teritorialnya dari hulu Sungai Musi, memanfaatkan jalur sungai sebagai sarana kontrol wilayah dan perdagangan.
Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sriwijaya (Unsri) ini mengimbuhkan, melalui pendekatan kajian koleksi, Museum Negeri Sumsel tidak hanya berperan sebagai lembaga pelestari benda cagar budaya, tetapi juga sebagai ruang edukasi sejarah.
“Melalui kajian ini museum membuka ruang interpretasi tentang hubungan antara Prasasti Kedukan Bukit dengan identitas awal Palembang sebagai pusat Kerajaan,” cetusnya.
Dia membeberkan bagaimana Prasasti Kedukan Bukit pertama kali ditemukan oleh seorang warga bernama H. Zahri bin H. Abdurrahman di tepi Sungai Kedukan Bukit.