Kedatangan pihak laki-laki membawa buah tangan berupa beras, ketan, gula, kopi, teh, susu dan kue secukupnya. Setelah itu disampaikan maksud dan tujuan bertandang.
Niat hati untuk melamar si perempuan harus disampaikan dengan jelas oleh kedua orang tua pihak laki-laki.
Namun, pihak perempuan tidak langsung memberikan jawaban atas lamaran tersebut.
Mereka meminta waktu selama 7 hari untuk memberikan jawaban pasti dari lamaran yang dilakukan pihak laki-laki, sehingga dilakukan kembali pertemuan setelah satu pekan.
BACA JUGA:6 Tradisi Unik Lebaran Haji 2024 di Berbagai Daerah Indonesia, yang Lain Mana Punya!
2. Menepati Janji 7 Hari
Setelah 7 hari menanti, pihak laki-laki kembali datang ke rumah orang tua perempuan dengan mengutus tetua adat serta 5 orang pengiring.
Mereka membawa kue wajik berlapis dodol sebanyak 5 dulang atau loyang.
Buah tangan tersebut diserahkan kepada orang tua perempuan dan disambut dengan baik. Tetua adat membuka pembicaraan soal lamaran yang sempat tertunda jawabannya.
Mereka menyampaikan niat untuk menginginkan jawaban pasti dari pihak perempuan. Alhasil, lamaran tersebut diterima.
Namun orang tua perempuan menyarankan untuk berpikir lebih panjang supaya tidak terjadi penyesalan.
Mereka memberikan waktu selama 3 bulan sebelum akhirnya lanjut ke proses serius
3. Menepati Janji 3 Bulan
BACA JUGA:Suku-suku di Provinsi Gorontalo: Ada Suku yang Kontroversial dengan Tradisi Inses
Selamjutnya saat 3 bulan berlalu, pihak orang tua laki-laki kembali mengutus tetua adat serta tujuh orang untuk datang ke rumah orang tua perempuan.