Museum Negeri Sumsel Telusuri Jejak Marga, SMB IV Dorong Pembuatan Perda, ini Pendapat 4 Akademisi

Minggu 09 Jun 2024 - 20:22 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

Katanya, “Tjina itu pintar; jika mereka diperlakukan tidak adil, mereka membawa hadiah-hadiah kepada orang-orang tinggi yang disukai Radja dan merekalah yang mengusahakan agar perkaranya dibereskan. 

Biasanya hadiah-hadiah ini digambarkan sebagai suatu tanda hormat terhadap atasan dan hal itu secara umum terjadi di seluruh kepulauan. 

Tetapi sebenarnya itu adalah ibarat bea yang harus dibayar untuk dapat menemui orang atasan. 

Karena itu untunglah, bahwa Pemerintah Belanda melarang pegawainya-pegawainya dengan ancaman hukuman berat untuk menerima hadiah-hadiah 

Kemudian Dr Hudaidah MPd menyampaikan paparan berjudul “Kharismatik pesirah pemimpin marga di Sumsel”.

Menurut Hudaidah, pemilihan pesirah/ pangeran dengan pola yang ideal dimana calon biasanya merupakan keturunan pesirah sebelumnya atau mendapat rekomendasi dari tokoh adat atau masyarakat. 

Pemilihan pesirah atau pangeran biasanya berdasar penilaian kualitas dan kapabilitas, memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat.

Atau memiliki moralitas dan integritas yang baik (jujur, adil dan dipercaya) serta memiliki pengetahuan mendalam tentang adat istiadat, hukum adat dan tradisi marga.

Terkait kharismatik, Hudaidah menguraikan sebagai daya tarik atau pesona yang kuat yang mampu mempengaruhi orang lain secara positif.

Menggambarkan seseorang yang memiliki kemampuan luar biasa untuk memikat, menginspirasi, atau mempengaruhi orang lain dengan cara berbicara, berperilaku, dan berinteraksi.

Kharismatik biasanya merujuk kepada keturunan dan legitimasi, pengetahuan dan kebijaksanaan, kepemimpinan dan keberanian.

Juga merujuk kepada peran sosial dan ekonomi, kemampuan berkomunikasi, simbol persatuan dan identitas komunal, serta karisma pribadi.

Lebih lanjut Hudaidah mengutip beberapa cerita tentang sistem pemilihan kepala marga di beberapa tempat yang disampaikan Kepala Museum Negeri Sumsel Chandara Amprayadi di beberapa kesempatan.

Mulai dari kisah pemilihan pesirah di sebuah marga yang mana seseorang terpilih karena namanya dielu-elukan lantaran bully-an.

Namun lantaran ia dipilih oleh Belanda karena dianggap bahwa sosok tersebut sebagai tokoh yang dipuji-puji.

Atau juga kisah pemilihan pesirah di sebuah marga, dalam beberapa kasus, rakyat biasa mendapatkan “pesirah/pangeran" karena diberikan kesultanan sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan kontribusi kepada sultan, biasa mendapatkan gelar tersebut melalui piagam dari kesultanan Palembang.

Kategori :