BACA JUGA:Luar Biasa! Kasrem Gatam Raih Juara 3 Lomba Menembak Eksekutif, Berikut Buktinya
BACA JUGA:Menjaga Fisik Tetap Prima, Jenderal Bintang 2 Kodam II Sriwijaya Gowes Bersama
Karenanya, kita dapat memaklumi jika ulama atau kyai saat itu, terkadang lebih memilih metode ceramah dalam menyampaikan dakwahnya.
Tak terkecuali Kyai Delamat.
Memperhatikan informasi yang ada pada kolofon naskah Alquran tulis tangan koleksi zuriat Kyai Abdurrahman Delamat, Desa Kartamulia, saya berkesimpulan bahwa Naskah Alquran ini memang merupakan koleksi Kyai Abdurrahman Delamat, tapi bukan Kyai Delamat yang menyalinnya.
Penyalinnya adalah Abdurrahman ibnu Mutibi.
BACA JUGA:Tampil Kasual! Ini 6 Model Sepatu Converse Wanita Terpopuler, Beraktivitas Lebih Nyaman
BACA JUGA:Koleksi Yuk, Ini 5 Merk Parfum Wanita Aroma Soft, Wanginya Bikin Happy Seharian
Nama memiliki kesamaan, sama-sama Abdurrahman, tapi orangnya berbeda.
Alasan ini diperkuat dengan tahun selesai secara sempurna penyalinan naskah Alquran adalah 1195H/1781M, cukup jauh dengan tahun kelahiran Kyai Delamat, 1820 M.
Lalu siapa Abdurrahman bin Mutibi penulis atau penyalin Alquran ini?
Masih misteri perlu penelusuran lebih lanjut.
BACA JUGA:10 Universitas Swasta Terbaik di Jogja, Referensi Buat Caba di Kota Pelajar
BACA JUGA:Menteri BUMN Apresiasi Gerak Cepat PLN Hadirkan Energi Bersih di IKN
Mengingat kondisi fisik naskah Alquran ini cukup tua, jika dihitung dari tahun selesai penulisannya saja, maka naskah ini sudah berusia sekira 243 tahun, hampir dua setengah abad.
Karenanya, pihak Museum Negeri Sumatera Selatan perlu menjaganya dengan menggunakan standar perawatan manuskrip.