PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Proyek pembangunan jalan tol Betung Tempino Jambi seksi 3, yang mempertemukan dua provinsi, Sumatera Selatan dan Jambi, kini mendekati tahap penyelesaian.
Dengan total investasi mencapai Rp2,7 triliun, pembangunan infrastruktur ini diharapkan selesai akhir tahun 2024.
Dari Bayung Lencir hingga tempino, jalan tol sepanjang 15,4 kilometer ini merupakan bagian integral dari jalur Tol Trans Sumatera (JTTS), yang menjadi tulang punggung konektivitas antarwilayah di Pulau Sumatera.
Jalan tol Proyek Strategis Nasional (PSN), diharapkan tidak hanya mempercepat perjalanan antarprovinsi tetapi juga menghemat waktu perjalanan hingga 50%.
Sebelumnya, perjalanan dari Bayung Lencir ke Tempino memakan waktu 4 hingga 5 jam.
Dengan hadirnya jalan tol ini, waktu perjalanan tersebut dipangkas drastis menjadi hanya 1,5 jam saja.
Ini akan memberikan kemudahan signifikan bagi masyarakat serta efisiensi dalam distribusi barang dan mobilitas ekonomi di wilayah tersebut.
"Proyek ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan mobilitas, tetapi juga untuk mengurangi biaya logistik dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Berkat komitmen tinggi perusahaan dalam menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), kami optimis tol ini akan mempercepat konektivitas antara Sumatera Selatan dan Jambi, mengurangi biaya logistik, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi regional hingga 50%," ujar Direktur Utama PT Brantas Abi Praya Persero, Sugeng Rohadidalam pernyataan resmi yang dikutip koranpalpres.com dari kanal YouTubenya Toll News.
BACA JUGA:Dicoret dari PSN, Pembangunan Jalan Tol Muara Enim-Lahat-Lubuklinggau Bakal Dilanjutkan Prabowo?
BACA JUGA:Terbentang 112 Km Konstruksi Progres 75%, Tol Kapalbetung Siap Dirampungkan
Dalam upaya memastikan kualitas terbaik, proyek ini meliputi pembangunan jalan utama sepanjang 14,693 kilometer, exit tol, pil slab, interchange, overpass, dan underpass.
Kerja sama kuat dengan dua BUMN konstruksi lainnya memperkuat kapasitas untuk menyelesaikan proyek tepat waktu.
Selain manfaat ekonomi langsung, proyek ini juga mendorong penggunaan produk dalam negeri dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) mencapai 88,43%.