Dari Alam Liar ke Pusat Pelatihan, Puskass Hadirkan Buku Gajah Palembang: Sejarah, Akar Konflik dan Solusinya

Kamis 22 Aug 2024 - 14:43 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

Ada di alam liar Air Sugihan. 

Mereka inilah yang acapkali masuk perkampungan dan merusak peladangan atau lahan sawah masyarakat. 

Mereka juga masuk dan menjadi kekhawatiran perkebunan-perkebunan luas milik swasta di sana. 

BACA JUGA:Peneliti PUSKASS Sebut Palembang ‘Bukan Lagi’ Venesia dari Timur, Ini Sebabnya!

BACA JUGA:Cuan Menanti! 3 Shio Diprediksi Ini Dapat Lonjakan Karir di Akhir Agustus 2024, Isi Dompet Langsung Melejit

“Wah, di sini banyak kelompok gajah, ada di antaranya berada di beberapa kantong gajah, baik di Air Sugihan maupun dari hutan-hutan tersisa di Pantai Timur Sumatera,” terang salah seorang warga setempat.

Jejak domestifikasi, antara gajah dan manusia sudah terbentuk dalam narasi-narasi sejarah dan budaya di Palembang, Sumatera Selatan. 

Berbagai bukti historis, mengisahkan adanya pemberian ruang domestifikasi, yang terjadi sedemikian rupa sejak masa lalu. 

Jauh sebelumnya dalam masa prasejarah, seperti yang terjejer dalam kekayaan megalitikum Pasemah, persandingan gajah dan manusia digambarkan oleh banyak arca di sana dengan luar biasanya.

BACA JUGA:Tak Ada Asia! Inilah 7 Negara Paling Bersih di Dunia, Bebas Sampah dan Polusi, Bikin Betah Tinggal di Sini

BACA JUGA: Alasan Kenapa Dilarang Bawa Buah Kelapa saat Naik Pesawat Adalah Ini

Pahatan arca batu gajah di berbagai lokasi pada dataran tinggi Pasemah, seperti pada situs Gunung Megang di Kabupaten Muara Enim. 

Maupun di situs Kota Raya, situs Tanjung Telang, situs Rindu Hati, situs Tinggi Hari, situs Pulau Panggung di Kabupaten Lahat. 

Termasuk pula situs Tegur Wangi Kota Pagaralam. 

Masing-masing menggambarkan adanya relasi kuat hubungan manusia dan gajah. 

BACA JUGA:Timnas Indonesia Bakal Punya Pemain Naturalisasi Baru, Datang Awal September Ini, Apakah Ole Romeny?

Kategori :