Sebagai sebuah kerajaan atau kedatuan besar bercorak maritim, sejak abad ke-7 hingga ke-13, berbagai gambaran relasi yang baik antara manusia dan gajah terus terilustrasi pada masa Sriwijaya.
BACA JUGA:Data Terbaru Indeks Harga Properti Pinhome, Ada Kesempatan Emas untuk Pembeli Rumah Pertama
BACA JUGA:Terpilih jadi Ketua DPD KNPI Prabumulih Periode 2024-2027, Ini Program yang Ditawarkan M Jei Rakas
Domestifikasi gajah di samping kehidupan manusia terlihat dengan jelas dalam surat Maharaja Sriwijaya, Sri Indrawarman ke Khalifah Umar bin Abdul Aziz, pemimpin Bani Umayah di Damaskus, Negeri Syam, Negara Suria saat ini.
Pada surat di tahun 718 Masehi tersebut, Sri Indrawarman mengaturkan diri sebagai raja bijak yang punya “seribu gajah”.
Narasi itu diperkuat juga dari sumber Cina, Kitab Chu-fan-chi, pengetahuan tentang negeri-negeri di bawah angin.
Tulisan Chau Ju-kua ini memberi catatan adanya komoditas dagang utama Sriwijaya berupa gading gajah dan karapas cangkang penyu di abad ke-13.
BACA JUGA:Awas Jebakan Batman, Cara Efektif Cegah Utang Pinjol yang Membengkak
BACA JUGA:Cegah Pernikahan Dini, Pj Walikota Palembang Kukuhkan Forum Anak Daerah se-Kota Palembang
Selain itu, pada baris-baris awal “sambutan” di prasasti Wat Sema Mueang, yang dikenal juga sebagai Prasasti Ligor yang ditemukan di Thailand Selatan, di sisi A disebutkan narasi gajah dan manusia Sriwijaya.
Pada prasasti tersebut dituliskan manusia Sriwijaya mendapat bantuan gajah ketika membangun tiga candi, tempat suci, yang diciptakan Maharaja Sriwijaya.
Selanjutnya, baitan dalam Prasasti Tanjore bertarikh 1030-1031 Masehi berbentuk 5 keping tembaga yang ditemukan di Kuil Parijatavanesvara, Tanjavur, India.
Mengisahkan penahan Maharaja Sriwijaya, Sangrama-vijayottunggawarman yang ditawan di Kadaram, Kedah, Malaysia bersama “pasukan gajah” yang digunakan dalam berperang melawan Kerajaan Chola tahun 1025 Masehi.
BACA JUGA:Ini Cara Kejari Lubuk Linggau Melakukan Pengamanan dan Penggalangan Sidang Putusan Perkara Narkotika
BACA JUGA:Putusan MK Muluskan Jalan Ratu Dewa Menuju Kursi Walikota Palembang
Lewat gempuran dashyat Chola atas pelabuhan-pelabuhan utama Sriwijaya, Kedatuan Sriwijaya mengalami kelemahan dan kemunduran sedemikian rupa.