Dalam paparannya, Sondang M. Siregar mengangkat judul Ragam Seni Arsitektural dan Ornamental di Kawasan Percandian Bumiayu.
BACA JUGA:Pagelaran Dulmuluk Bisa Jadi Media Sosialisasi, Kok Bisa? Ini Penjelasan Seniman Palembang
Dia menjelaskan secara rinci bagaimana latar belakang penelitian mengenai ragam seni arsitektural dan ornamental di kawasan Percandian Bumiayu, antara lain:
1864 : E.P. Tombrink menemukan 26 arca di tepi S Lematang.
1904 : A.J. Knapp menemukan reruntuhan candi di S Lematang setinggi 1.75 m.
1930 : Bosch melaporkan dalam Oudheidkundige Verslag bahwa adanya temuan ornamen berupa makhluk gana di situs Tanah Abang.
BACA JUGA:Cukup Scan Kode QR, Seluruh Informasi Koleksi Museum Terbesar di Sumatera Selatan ini Bisa Diakses
BACA JUGA:Sukses di Era Digital! Museum Negeri Sumatera Selatan Bikin Aksi Perubahan Besar-Besaran
1937: Schnitger menemukan sebaran bangunan candi dan arca Siwa di Tanah Abang.
1938 : Puslitarkenas kerjasama dgn Universitas Pennsylvania dan menemukan 3 reruntuhan candi di situs Bumiayu.
1991 : Puslitarkenas membuat peta situs Bumiayu.
1992 : Puslitarkenas menemukan 9 gundukan tanah diindikasikan struktur bata candi dengan memberi nama candi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.
BACA JUGA:Bantah Gedung Kesenian Palembang Kembali Jadi KBTR, Pj Walikota: Mungkin yang Nulis Ngantuk
2002 : Balar Palembang melakukan ekskavasi candi 10.