Hiasan arsitektural yang terdapat di Bumiayu adalah di bagian atap candi, badan candi maupun kaki candi.
BACA JUGA:10 Kota Tertua di Asia Tenggara, Ada 2 dari Indonesia
Di bagian atap candi terdapat kemuncak (mahkota atap) yaitu hiasan atap candi seperti menara hias, antefiks (simbar).
Untuk ragam hias ornamental atau dekoratif, Sondang menjelaskan, penggunaan seni dekorasi untuk memperindah bangunan candi khususnya panil candi.
Ada atau tidaknya seni dekoratif pada tidak mempengaruhi fungsinya pada bangunan candi.
Di atas permukaan panil candi dibuat gambaran dekoratif seperti relief-relief sebagai perwujudan bentuk manusia, flora dan fauna.
BACA JUGA:Terima Kunjungan Binmas Polda Sumsel, Sultan Palembang Beri Usul yang Ringankan Tugas Polisi
Pada percandian Bumiayu ditemukan relief manusia seperti relief berbagai macam bentuk makhluk gana.
Relief binatang seperti relief burung nuri, ular, monyet, burung kuntul dan buaya, dan relief flora seperti relief daun-daun, bunga matahari dan pohon kalpataru.
Di penghujung paparannya, Sondang menyebut, kawasan Percandian Bumiayu berisikan bangunan candi, arca-arca, dan ragam lainnya.
Menurut dia, seni arsitektural dan dekoratif pada percandian Bumiayu menggambarkan latar belakang agama Hindu, Buddha, dan Hindu Tantrayana yang pernah berkembang di kawasan ini.
BACA JUGA:Sosok Sukatno, Mantan OB yang Kini Bos BETV, Sekarang Mengabdi Kepada Masyarakat Bengkulu
BACA JUGA:Terima Gelar Pangeran Wira Negara, Airlangga Hartarto Nilai Alasan Sultan Palembang Sangat Tepat!
Dia berkesimpulan bahwa keberadaan kawasan percandian Bumiayu muncul sekitar abad ke-9/10 Masehi seiring berkembangnya Kedatuan Sriwijaya.