Benteng ini dibangun dngan tujuan melindungi Inggris dari ancaman eksternal, seperti Belanda, atau Kesultanan Banten yang merasa dirugikan oleh Inggris.
Selain itu benteng ini juga dibangun untuk meredam perlawanan rakyat Bengkulu yang merasa tertekan dengan perjanjian dan kebiakan yang telah dibuat oleh pemerintah kolonial Inggris.
Selama lebih kurang 140 tahun benteng ini menjadi pusat kekuatan dan pengaruh Inggris di Bengkulu.
BACA JUGA:Parkir Benteng Kuto Besak Palembang Masih Semrawut, Ini Rencana Penataan Pj Walikota
BACA JUGA:Mengenal Warisan Budaya Lahat, Siswa Diktukbasus TNI AD Kunjungi Kawasan Benteng Berwidya Wisata
Terlebih benteng ini juga menjadi simbol penindasan yang telah dilakukan Inggris terhadap rakyat Bengkulu.
Serangkaian pemberontakan yang terjadi seperti pemberontakan pada tahun 1719 dan pemberontakkan lainnya yaitu pada tahun 1807 yang menyebabkan tewasnya Gubernur Thomas Paar.
Di mana bisa dilihat bahwa benteng ini bukan hanya sebagai tempat perlindungan dan pertahanan akan tetapi juga menjadi saksi bisu dari perlawanan rakyat Bengkulu kepada Inggris.
Meskipun demikian, Benteng Marlborough ini tetap menjadi salah satu warisan sejarah yang penting, yang menggambarkan kolonialisme Inggris di Nusantara khususnya Bengkulu.
BACA JUGA:Pernah Ada 2 Benteng Kembar di Palembang, Ini Sejarahnya
Benteng ini mencerminkan dinamika politik, ekonomi dan militer Inggris di Sumatera serta dampak yang dirasakan oleh rakyat Bengkulu kala itu.
Hingga kini benteng ini berdiri sebagai monumen yang dijadikan objek wisata untuk mengingatkan rakyat Indonesia bahwa dulunya Inggris pernah memerintah di Bengkulu dan memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan rakyat Bengkulu kala itu.