Hal ini berarti bahwa rata-rata pendidikan penduduk Kabupaten Ogan Ilir belum mencapai target Wajib Belajar 9 Tahun.
Inovasi dalam Pengajaran di Daerah Terpencil
Di Kabupaten Ogan Ilir, tantangan lain yang dihadapi adalah terbatasnya fasilitas pendidikan dan ketersediaan buku serta alat bantu belajar lainnya.
Meskipun demikian, banyak guru di Ogan Ilir yang telah menunjukkan kreativitas dan inovasi dalam mengatasi kendala ini.
Mereka seringkali harus memanfaatkan sumber daya yang ada untuk menciptakan media pembelajaran yang menarik dan mudah diakses oleh siswa.
BACA JUGA:Ecoliteracy Guru Muda Sebagai Agent of Change dalam Pendidikan Era 4.0
Contohnya, di beberapa sekolah, guru memanfaatkan bahan-bahan alam atau alat sederhana yang ada di sekitar mereka untuk membuat alat peraga pembelajaran.
Selain itu, mereka juga mengintegrasikan teknologi, meskipun dalam keterbatasan, seperti menggunakan perangkat mobile atau komputer untuk mengakses materi pembelajaran online atau mengunduh video edukasi yang dapat diakses siswa di rumah.
Inovasi-inovasi seperti ini membantu siswa tetap mendapatkan pembelajaran yang berkualitas meskipun di tengah keterbatasan sumber daya.
Berbagai inovasi yang dihasilkan oleh guru diharapkan juga mampu meningkatkan angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kabupaten Ogan Ilir atau lama sekolah yang diharapkan dapat dirasakan oleh masing-masing anak pada umur tertentu di masa mendatang.
Angka HLS di Kabupaten Ogan Ilir dari tahun 2019-2023 selalu mengalami peningkatan dari awalnya selama 12,29 tahun hingga 12,41 tahun.
Secara tidak langsung menunjukkan bahwa proses pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Ogan Ilir semakin membaik tiap tahunnya.