Kunci Kepercayaan Diri, Mahasiswa UIN Raden Fatah Kupas Studi Logika Keilmuan dan Berpikir Secara Ilmiah

Senin 02 Dec 2024 - 14:19 WIB
Reporter : Kgs Yahya
Editor : M Iqbal

BACA JUGA:Di Depan Mahasiswa FAHUM UIN Raden Fatah, Dosen Ilmu Budaya UGM Sentil Kebebasan Berpendapat di Era Digital

BACA JUGA:Pilkada Serentak, Kata Mahasiswa S3 UIN Raden Fatah Jadi Ajang Pergulatan Sang Pemimpin dan Sang Pemimpi

Kedua pendekatan tersebut memiliki keuntungan yang sama dapat menjadi motivasi untuk terus bertindak atau melakukan suatu pembahasan.

Berikut keuntungan tersebut :

Objekvitas dan Keterandalan

Berpikir ilmiah dan logika keilmuan menekankan pada pentingnya objektivitas. Hal ini mengurangi bias pribadi atau preferensi dalam menarik kesimpulan.

BACA JUGA:4 Pesan Rektor UIN Raden Fatah di Wisuda ke-90, Peran Alumni Sebagai Problem Solver di Tengah Isu Sosial

BACA JUGA:Wardah Dukung Ajang Pemilihan Putra Putri Saintek 2024 UIN Raden Fatah Palembang

Peningkatan pemahaman dan pengetahuan

Proses berpikir ilmiah yang sistematis membantu manusia untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih dalam dan terstruktur tentang dunia.

Logika keilmuan memungkinkan kita untuk membanngun teori atau model yang konsisten dan dapat menjelaskan fenomena secara lebih menyeluruh.

Terbuka untuk revisi dan perbaikan

BACA JUGA:Ternyata Mahasiswa UIN Raden Fatah Turut Apresiasi Pembentukan Direktorat PPA-PPO, Ini Faktanya

Salah satu keuntungan penting dari berpikir ilmiah adalah bahwa teori dan hipotesis selalu terbuka bahwasannya untuk di uji kembali dan diperbaiki jika bukti baru ditemukan.

Namun, tidak hanya memiliki keuntungan kedua pendekatan tersebut juga memiliki kelemahan yang membuat kita harus lebih berhati-hati dalam berpikiran secara logika maupun ilmiah.

Berikut penjelasan akan kelemahan dari kedua pendekatan tersebut.

b. Kelemahan Studi Logika Keilmuan dan Berpikir secara Ilmiah

Kategori :