Selain itu, lingkungan yang permisif terhadap tindakan korupsi juga menjadi hambatan besar.
BACA JUGA:Mahasiswa Universitas Andalas Temukan Fakta Mengejutkan, Musik dapat Kurangi Stres pada Hewan Ternak
Jika lingkungan sekitar tidak mendukung, maka akan sulit bagi seseorang untuk tetap berpegang pada nilai-nilai antikorupsi hal ini yang disebut dengan budaya korupsi.
Selain itu tantangan lainnya adalah seperti kurangnya dukungan dari institusi ataupun lembaga pendidikan yang terkait.
Beberapa kampus masih memandang pendidikan antikorupsi sebagai sesuatu yang kurang relevan dengan kebutuhan akademik mahasiswa.
Padahal, pendidikan antikorupsi ini merupakan langkah awal untuk investasi jangka panjang yang sangat penting bagi masa depan bangsa.
Tantangan ini bisa diatasi dengan cara pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pendidikan antikorupsi tersebut.
Kurikulum antikorupsi harus dirancang sedemikian rupa agar menarik dan relevan bagi mahasiswa.
Selain itu, penggunaan teknologi dan media sosial juga bisa menjadi sarana yang efektif untuk menyebarkan pesan-pesan antikorupsi kepada generasi muda.
BACA JUGA:Telisik Pendidikan Politik di Universitas Andalas, Membangun Generasi Cerdas dan Kritis
Dan sebagai mahasiswa, kita memiliki tanggung jawab moral untuk menjadi agen dalam perubahan.