“Dari situlah muncul gagasan untuk menghadirkan sebuah aplikasi yang bisa menjadi jembatan,” sambungnya.
BACA JUGA:Bersiap Masuki Dunia Kerja, 3 Mahasiswa Pendidikan Masyarakat Unsri Magang di DP3A Kota Palembang
Dukungan datang tidak hanya dari pihak Fakultas, tetapi juga dari rekan-rekan sejawat dan mahasiswa.
Dengan kolaborasi dan semangat riset, pengembangan aplikasi pun dilakukan hingga akhirnya lahir aplikasi Bicara Pintar.
DR Anita menjelaskan bahwa Aplikasi ini dirancang agar mudah digunakan siapa pun.
Pengguna hanya perlu membuka aplikasi di smartphone, lalu mengaktifkan fitur perekaman suara.
Kata-kata yang diucapkan akan otomatis dikonversi menjadi teks dan muncul di layar.
Selain itu, pengembang menambahkan fitur balasan teks instan, sehingga pengguna tuna rungu dapat menuliskan respons mereka yang kemudian bisa dibacakan ulang oleh aplikasi dengan suara atau teks juga.
Dengan begitu, komunikasi dua arah dapat berlangsung secara lebih baik jelas Anita.
“Kami ingin membuat aplikasi yang ramah pengguna, tidak rumit, dan bisa dipakai sehari-hari, entah di rumah, kampus, kantor, atau tempat umum,” tambahnya.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian masyarakat yang bertujuan mendukung proses belajar mengajar (PBM) digital sekaligus memperkuat layanan jaringan sekolah di tengah tuntutan transformasi pendidikan.