BACA JUGA:Gulai Liling, Makanan Bergizi Tinggi Kegemaran Masyarakat Besemah
Produk fermentasi kembuhung akan menghasilkan bentuk nasi dan ikan yang telah menyatu, warna putih susu serta bau asam yang khas.
Sedangkan pada bekasan warnanya tidak seputih kembuhung.
Pengolahan bekasam ini ide awalnya karena masyarakat dahulu di Sumsel ini belum punya alat untuk menyimpan makanan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Apalagi saat musim panen ikan,ada kelebihan persediaan yang mubazir kalau dibuang begitu saja.
BACA JUGA:Dari Qahwa Menjadi Kawe di Besemah, Inilah Perjalanan Istilah Kopi di Seluruh Dunia
Karena itu bila tidak segera diolah persediaan ikan yang banyak itu akan busuk sehingga akhirnya terbuang percuma.
Berbagai cara pun masyarakat cari dan upayakan agar ikan ini bisa awet dalam waktu yang lama.
Setelah mencoba beberapa upaya nenek moyang dahulu akhirnya menemukan metode pengawetan makanan dengan menggunakan bekasam ini
2. Kembuhung
BACA JUGA:Taghuk Lumai, Kuliner Besemah yang Nikmat Dimakan di Tengah Sawah
Kembuhung ini dibuat melalui fermentasi atau pengasaman yang terbuat dari nasi dan ikan yang diolah secara tradisional
Maksud nenek moyang dahulu adalah untuk membuat makanan ini dapat tahan lama dan disimpan lama.
Berlimpahnya hasil ikan sungai dahulu membuat nenek moyang memikirkan bagaimana agar ikan-ikan itu tidak terbuang percuma.
Karena itulah maksud sebenarnya adalah mengawetkan ikan ini.
BACA JUGA:Ini Kembuhung, Ce! Makanan Khas Suku Besemah. Berani Coba?