KORANPALPRES.COM - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Indonesia telah meluncurkan Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030, sebuah inisiatif untuk meningkatkan akses air, sanitasi, dan higienitas (WASH) di sekolah-sekolah di seluruh negeri.
Inisiatif ini sejalan dengan upaya mewujudkan Gerakan Sekolah Sehat yang fokus pada kesehatan lingkungan.
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Iwan Syahril, menyampaikan bahwa Kemendikbudristek mendesak seluruh pemangku kebijakan di ekosistem pendidikan untuk berkomitmen pada perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
Salah satu contoh nyata adalah pembiasaan cuci tangan dengan sabun secara rutin, yang dapat mengurangi tingkat ketidakhadiran siswa hingga 50%.
BACA JUGA:Ensiklopedia Seni Budaya Islam di Nusantara: Mengungkap 216 Hal Ihwal Kekayaan Warisan Islam
BACA JUGA:Dosen UIN Raden Fatah Palembang Didorong Kembangkan Karir, Semoga Cepat Naik Pangkat
Menurut Iwan, sanitasi sekolah memiliki dampak signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan anak-anak.
Dalam perspektif pendidikan, akses WASH yang memadai dapat meningkatkan konsentrasi siswa dan secara tidak langsung meningkatkan kualitas akademik mereka.
Namun, hingga tahun 2022, hanya sekitar 11,43% sekolah di Indonesia yang memiliki jamban terpisah dan berfungsi baik, jauh dari target 100% layanan WASH pada tahun 2030.
Roadmap Sanitasi Sekolah 2024-2030 diharapkan menjadi landasan perencanaan bagi semua pihak terkait, termasuk lintas kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan mitra pembangunan.
BACA JUGA:Ternyata ini yang Membuat Santri Salafiyah Tidak Dapat Ikut Ujian Kesetaraan, Ini Penjelasan Kemenag
BACA JUGA:SELAMAT! UNPAR Raih Peringkat 2 Universitas Terbaik Publikasi Riset Nature Index 2023
Dengan adanya dokumen ini, diharapkan terjadi perubahan nyata dalam implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) terkait akses sanitasi sekolah.
Chief of WASH, United Nations Children's Fund (UNICEF) Indonesia, Kannan Nadar, memberikan apresiasi atas komitmen Kemendikbudristek.
Menurutnya, sanitasi sekolah yang berketahanan iklim dan inklusif berdampak signifikan pada kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, meningkatkan kehadiran dan prestasi di sekolah.