Museum Negeri Sumsel Telusuri Jejak Marga, SMB IV Dorong Pembuatan Perda, ini Pendapat 4 Akademisi
Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel Chandra Amprayadi dan Sultan Palembang Darussalam SMB IV Jayo Wikramo RM Fauwaz Diradja berfoto bersama narasumber dan peserta Seminar Menelusuri Jejak Marga 2.--Alhadi/koranpalpres.com
Tindakan pencegahan dari korupsi telah dilakukan oleh sistem pemerintahan marga.
Perbuatan Gratifikasi
Hadiah-hadiah ini tidak gratis diberikan, dan bukan tanpa maksud maupun tujuan.
Pola semacam ini ternyata sering dilakukan secara terus menerus dan selalu berganti-ganti hadiah.
Pada saat sultan menjabat maupun pengganti sultan setelahnya selalu memberikan hadiah-hadiah kepada penguasa kolonial di Batavia.
Ini dapat dilihat dari temuan- temuan arsip bagaimana gratifikasi dilakukan oleh sultan di Kesultanan Palembang.
Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803) pernah melakukan gratifikasi kepada Gubernur Jenderal Johannes Siberg.
“Sebagai ungkapan rasa sayang, maka Paduka Sri Sultan Ratu mengirim kepada para sahabat karibnya yang sudah bagaikan saudara kandung: Gubernur Jenderal dan para Dewan Hindia hadiah-hadiah berikut: 2 pikul jagung, 2 ribu potong gambir kualitas terbaik, 2 buah taring gading gajah, dan 2 buah tongkat rotan dengan pegangan emas,
beserta juga kepada yang terhormat tuan Penasihat Utama dan Direktur Jenderal: 1 buah taring gading gajah, seribu potong gambir kualitas terbaik, 1 pikul jagung dan 1 buah tongkat rotan dengan pegangan emas
Sultan Mahmud Badaruddin II (1804-1821), pada saat ia baru diangkat menjadi pengganti Sultan Muhammad Bahauddin yang telah wafat, hadiah ini juga diberikan kepada Gubernur Jenderal Johannes Siberg dan Direktur Jenderal:
“Akhirnya Paduka Sri Sultan Ratu mengirim kepada sahabat-sahabat karib tersebut, sebagai bukti rasa sayang, hadiah-hadiah sebagai berikut, yaitu Kepada paduka Tuan Gubernur Jenderal berupa: 110 pikul lada hitam 20 pikul lada putih, 40 pikul timah, 2 pikul jagung, 2000 potong gambir kualitas terbaik, 4 buah taring gading gajah, 4 lembar papan Ambalu, 1 pasang tikar rotan, dan 2 buah tongkat rotan dengan pegangan emas.
Kepada paduka tuan Direktur Jenderal berupa: 21 pikul lada hitam, 10 pikul lada putih, 10 pikul timah, 1 pikul jagung, 1000 potong gambir kualitas terbaik, 2 buah taring gading gajah, 2 lembar papan Ambalu, 1 pasang tikar rotan, dan 1 buah tongkat rotan dengan pegangan emas”
Selama dilakukan studi pustaka tidak terlihat di semua literatur tentang korupsi yang dilakukan oleh para pejabat di lingkungan Kesultanan Palembang,
tetapi ditemukan sebuah kasus suap yang dilakukan oleh etnis Cina kepada pegawai kesultanan pada masa-masa akhir dihapuskannya Kesultanan Palembang oleh Belanda,
van Sevenhoven menyatakan: