Realitas Kesantunan Berbahasa Gen Z Minangkabau di Era Digital, Bikin Mahasiswa Unand Lakukan Hal ini

Nilai norma kehidupan dan aturan dalam berbahasa, terutama dalam penerapan kato nan ampek, dapat tertanam dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.--wikipedia

BACA JUGA:Maraknya Perilaku Seksual Menyimpang di Kalangan Gen Z Karena Algoritma Media Sosial, Tanggung Jawab Siapa?

Dari segi kuliner, keunikan makanan masyarakat Minangkabau telah membuat nama suku ini terkenal di dunia, seperti halnya aroma harum makanan yang mereka buat dan nikmati bersama.

Etika Berbahasa Dalam Budaya Minang

Menurut Muslich (2007), etika berbahasa tercermin dalam tata cara berkomunikasi melalui tanda verbal atau tata cara bahasa dengan memperhatikan norma-norma budaya.

Etika berbahasa sangat erat kaitannya dengan pemilihan kode bahasa, norma-norma sosial, dan sistem budaya yang berlaku dalam suatu masyarakat.

BACA JUGA:SD Negeri 20 Palembang Sepi Peminat, Warganet Ungkap Alasannya

Oleh karena itu, etika berbahasa ini antara lain akan mengatur:

(a) apa yang seharusnya dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu berkenaan dengan status sosial;

(b) bahasa apa yang wajar digunakan dalam situasi sosiolinguistik dan budaya;

(c) kapan dan bagaimana menggunakan giliran berbicara atau menyela;

BACA JUGA:Daftar PTS Penerima KIP Kuliah 2024, Kuliah Gratis di Kampus Elite dan Dapat Uang Saku Pula, Tertarik?

(d) kapan harus diam;

(e) bagaimana kualitas suara dan sikap dalam berbicara itu.

Seseorang akan dianggap menguasai berbahasa jika dapat menerapkan etika berbahasa seperti yang dijelaskan di atas (Chaer, 2010: 172).

Setiap daerah memiliki etika berbahasa sesuai dengan budayanya masing-masing.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan