Bukan Rahasia Umum, Mahasiswa Universitas Andalas Tunjuk Hidung Biang Kerok Minimnya Partisipasi Politik
Artikel ini ditulis oleh Muhammad Azmi Baihaqi, Mahasiswa Universitas Andalas dengan judul “Kelas Sosial: Penyebab Kurangnya Partisipasi Politik Masyarakat".--tangerangkota.go.id
Apatisme ini sering terwujud dalam rendahnya partisipasi pemilu, kurangnya keterlibatan dalam organisasi politik, serta ketidakpedulian terhadap proses pengambilan keputusan publik.
Di Indonesia, ketidakpercayaan ini dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan melemahkan legitimasi pemerintah.
Orang miskin mungkin merasa bahwa pemerintah hanya bekerja untuk kepentingan elit, yang pada akhirnya dapat memicu ketidakpuasan sosial dan protes massa.
Faktor-faktor seperti akses ke sumber daya ekonomi, pendidikan, jaringan sosial, kemampuan memobilisasi, dan standar budaya sangat memengaruhi tingkat partisipasi politik orang kaya versus miskin.
Karena mereka memiliki lebih banyak sumber daya untuk melakukannya dan lebih menyadari keuntungan langsung yang dapat mereka peroleh dari keterlibatan politik, orang kaya cenderung lebih terlibat dalam politik.
Sebaliknya, orang miskin seringkali terhalang oleh kurangnya sumber daya, kurangnya akses ke informasi, dan ketidakpercayaan terhadap sistem politik.
BACA JUGA:Kian Marak! Mahasiswa Universitas Andalas Beri Solusi Jitu Atasi Perilaku Seksual Menyimpang
Untuk mengurangi perbedaan ini, pemerintah dan organisasi masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan politik, membuka lebih banyak ruang untuk keterlibatan politik, dan membuat kebijakan yang lebih memperhatikan kebutuhan orang miskin.
Oleh karena itu, partisipasi politik dapat lebih adil di semua kelas sosial.
Selain itu, memperluas akses ke sumber daya ekonomi seperti pekerjaan, layanan kesehatan, dan pendidikan yang baik akan membantu kelompok miskin lebih aktif terlibat dalam politik.