7 Tradisi Masyarakat Banjar Kalimantan Selatan dalam Menyambut Kedatangan Ramadan

Baarak tanglong, tradisi masyarakat Banjar Kalimantan Selatan dalam menyambut Ramadan-jurnal kalsel-
Menziarah kuburan orang tua, kerabat, atau ulama juga menjadi kebiasaan masyarakat Banjar sebelum memasuki bulan Ramadan. Mereka beramai-ramai baik secara perorangan maupun rombongan untuk ziarah ke makam keluarganya atau ulama yang dihormati untuk tabur bunga, mendoakan dan membersihkan makam dari rumput-rumput liar.
Ziarah ini menjadi tanda bakti seorang anak kepada orangtua atau keluarganya yang sudah meninggal dunia baik baru maupun lama.
Ini juga menjadi tanda hormat murid kepada gurunya yang telah tiada demi tetap tersambungnya silaturahmi ruhaniyah di antara mereka. Warga Banjar percaya bahwa yang mati itu hanya jasad sedangkan ruh masih hidup untuk selama-lamanya.
BACA JUGA:Tradisi Sambur Ramadan Masyarakat Betawi Jakarta yang Nyaris Punah Tertelan Zaman
Pasar Wadai
Pasar ini menjual berbagai kuliner khas Banjar, seperti amparan tatak, bingka, dan wadai-wadai tradisional lainnya.
Sebagai salah satu tradisi kuliner tahunan, pasar wadai Ramadan selalu dinanti oleh masyarakat Kalimantan Selatan. Selain menjadi ajang berburu takjil, pasar wadai Ramadan juga menjadi tempat berkumpulnya warga untuk menikmati suasana Ramadan yang penuh kebersamaan.
Belungka Batu
Masyarakat setempat menyebut tanaman ketimun atau mentimun dan kerabatnya seperti krai dengan sebutan belungka.
Dasar penyebutan Belungka Batu untuk buah timun suri ini lebih merujuk pada bentuk umum dan dominan dari jenis buah ini yang relatif mirip dengan buah mentimun.
BACA JUGA:Kemeriahan Tradisi Menjelang Ramadan Masyarakat Tatar Pasundan Jawa Barat yang Masih Lestari
BACA JUGA: Kamu Bisa Jumpai Tradisi Ini di Banten Saat Ramadan
Kalau buah-buahan ini mulai banyak terlihat di pinggir-pinggir jalan dan di pasar-pasar, artinya Ramadhan akan segera tiba.
Tradisi Menabung atau Arisan