Childfree Mulai Meresahkan Indonesia, Benarkah Menandakan Kiamat Sudah Semakin Dekat?

Selasa 04 Jun 2024 - 16:40 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

Bagi sebagian orang, kebebasan untuk mengejar hobi, bepergian, atau menjalani hidup tanpa tanggung jawab besar dari mengasuh anak adalah faktor penentu.

Tantangan dan Stigma

Meski ada banyak alasan logis untuk memilih gaya hidup childfree, keputusan ini sering kali dihadapkan pada tantangan dan stigma sosial yang signifikan di Indonesia:

1. Tekanan Sosial dan Keluarga

BACA JUGA:Pemadaman Listrik, Ini Kata-kata PT KAI Drive III Palembang Atas Gangguan Operasional LRT Sumsel

BACA JUGA:10 Sepatu Lokal Merek Kodachi Keren dan Klasik, Pelopor Industri Sneakers Indonesia

Di banyak budaya Asia, termasuk Indonesia, memiliki anak sering kali dianggap sebagai kewajiban dan tanda keberhasilan hidup. 

Pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak sering kali menghadapi tekanan dari keluarga dan masyarakat untuk mengikuti norma tradisional ini.

2. Stigma dan Diskriminasi

Mereka yang memilih childfree sering kali dicap sebagai egois, tidak dewasa, atau bahkan tidak normal. 

BACA JUGA:Ditawari Jadi Dosen Program Doktor dan Magister FISIP Unsri, Pj Gubernur Sumsel Beri Respon Tak Terduga!

BACA JUGA:Peneliti PUSKASS Sebut Palembang ‘Bukan Lagi’ Venesia dari Timur, Ini Sebabnya!

Stigma ini dapat datang dari berbagai arah, termasuk teman, keluarga, dan rekan kerja (Setiawan, 2019).

3. Ketersediaan Dukungan

Kurangnya dukungan sosial dan layanan yang mendukung gaya hidup childfree dapat menjadi tantangan tersendiri. 

Banyak program pemerintah dan fasilitas masyarakat yang masih berfokus pada keluarga dengan anak.

Kategori :