Bagi sebagian orang, kebebasan untuk mengejar hobi, bepergian, atau menjalani hidup tanpa tanggung jawab besar dari mengasuh anak adalah faktor penentu.
Tantangan dan Stigma
Meski ada banyak alasan logis untuk memilih gaya hidup childfree, keputusan ini sering kali dihadapkan pada tantangan dan stigma sosial yang signifikan di Indonesia:
1. Tekanan Sosial dan Keluarga
BACA JUGA:Pemadaman Listrik, Ini Kata-kata PT KAI Drive III Palembang Atas Gangguan Operasional LRT Sumsel
BACA JUGA:10 Sepatu Lokal Merek Kodachi Keren dan Klasik, Pelopor Industri Sneakers Indonesia
Di banyak budaya Asia, termasuk Indonesia, memiliki anak sering kali dianggap sebagai kewajiban dan tanda keberhasilan hidup.
Pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak sering kali menghadapi tekanan dari keluarga dan masyarakat untuk mengikuti norma tradisional ini.
2. Stigma dan Diskriminasi
Mereka yang memilih childfree sering kali dicap sebagai egois, tidak dewasa, atau bahkan tidak normal.
BACA JUGA:Peneliti PUSKASS Sebut Palembang ‘Bukan Lagi’ Venesia dari Timur, Ini Sebabnya!
Stigma ini dapat datang dari berbagai arah, termasuk teman, keluarga, dan rekan kerja (Setiawan, 2019).
3. Ketersediaan Dukungan
Kurangnya dukungan sosial dan layanan yang mendukung gaya hidup childfree dapat menjadi tantangan tersendiri.
Banyak program pemerintah dan fasilitas masyarakat yang masih berfokus pada keluarga dengan anak.