Baik posisi realisasi pendapatan atau belanja negara menunjukkan pertumbuhan positif dibandingkan periode tahun lalu.
Realisasi pendapatan negara dari sisi penerimaan perpajakan menyentuh angka Rp7,701.60 miliar atau terealisasi 38,68%.
Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya pada periode yang sama, realisasi ini mengalami pertumbuhan sebesar 6,87% (yoy).
BACA JUGA:Berikut Ini 12 Satker Polri Raih Penghargaan Nilai IKPA Terbaik Versi Kemenkeu
Pertumbuhan penerimaan pajak jelas Rahmadi, antara lain dipengaruhi oleh sejumlah faktor.
Mulai dari adanya peningkatan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri (PPN DN) atas kegiatan pelaksanaan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Kemudian didukung kuatnya konsumsi dalam negeri serta peningkatan pembayaran PPh 21 di seluruh sektor.
“Ini artinya level penghasilan karyawan dalam kondisi baik,” singgungnya.
BACA JUGA:3 Pemain Serba Bisa Timnas Indonesia U-19 yang Pantas Promosi ke Timnas Senior, Siapa Saja?
Dari sisi penerimaan bea masuk imbuh Rahmadi, pihaknya membukukan realisasi sebesar Rp104,41 miliar atau tercapai 51,58%.
Peningkatan importasi beras dan bahan baku karet menjadi indikator yang mendorong peningkatan penerimaan bea masuk.
Di mana penerimaan bea masuk sampai Juni 2024 ini mengalami peningkatan sebesar 34,99% (yoy).
PNBP juga diungkapkan Rahmadi menunjukkan kinerja positif.
BACA JUGA:BPS Catat Angka Kemiskinan Prabumulih Nomor 2 Terendah di Sumsel, Ini Strateginya