Kesadaran seperti ini yang tidak dimiliki saat ini.
BACA JUGA:Pilih Jurusan Sastra Korea? Nih Informasi Kuliah dan Prosprek Kerjanya, Pecinta K-Pop Tertarik?
Gajah harus tetap di-manusia-kan dengan memberi ruang cukup, bahkan lebih pasokan sumber daya, baik untuk hidupnya terutama pangannya.
Jika terpenuhi dengan baik, maka gajah takkan mengusik keberadaan manusia.
Walau manusia awalnya yang justru “mengusik” gajah.
Kalau domestifikasi diberikan untuk gajah, keyakinan untuk hidup berdampingan dengan baik, akan tercipta.
BACA JUGA:Bawakan 4 Jenis Lagu, Drumband SMPN 2 Lahat Pukau Panggung Kehormatan dan Warga, Ini Penampakannya
Masyarakat di negeri Thailand saat ini, yang justru masih membuktikan pemberian domestifikasi sedemikian rupa, justru menghasilkan “keuntungan bersama” antara gajah dan manusia.
Domestifikasi gajah-gajah, terutama gajah Palembang di Air Sugihan, mestilah memberi kepastian kepada pemenuhan pakan yang mudah didapat bagi gajah-gajah tersebut.
Pakan ini wajib sifatnya pakan yang tak digunakan oleh manusia maupun dalam bentuk kesediaan berbagi dengan makanan manusia.
Salah satunya kita “harus” menghidupkan lagi konsep 3L pada alam liar gajah-gajah tersebut, terutama supaya guna liman dapat dimunculkan dengan baik.
BACA JUGA:Kenakan Hasil Kreasi Siswa, Mayoret Drumband SMPN 3 Lahat Bak Model, Ini Buktinya
BACA JUGA:Kerja Keras Berbuah Manis, SMPN 2 Lahat Sabet 3 Trophy di Ajang Basket dan Volly Tingkat Kabupaten
Domestifikasi tersebut tidak akan “terjadi” dengan baik, jika tak ada keikutsertaan semua pihak, terutama pemerintah daerah, dalam memperhatikan dan mempertahankan “hutan lindung” di Pantai Timur Sumatera.