KORANPALPRES.COM – Artikel ini ditulis oleh Muhammad Azmi Baihaqi, Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Andalas dengan judul “Kelas Sosial: Penyebab Kurangnya Partisipasi Politik Masyarakat?”.
Seperti yang kita ketahui, bahwa kita sudah mendekati pelaksanaan Pilkada serentak 2024 yang tepatnya bakal dilaksanakan pada 27 November nanti.
Dalam pemilihan baik itu Pemilu maupun Pilkada, kita harus mempunyai kesadaran partisipasi politik yang kuat dalam memilih.
Suara dan partisipasi masyarakat merupakan faktor kunci dalam keberhasilan demokrasi.
Tapi, seperti yang kita lihat bahwa masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam meramaikan dan mensukseskan suasana pemilihan yang seharusnya itu menjadi perhatian khusus untuk kita semua.
Banyak faktor yang menjadikan minimnya perhatian dan partisipasi masyarakat, salah satunya adalah masih adanya faktor “Kelas Sosial”.
Di berbagai negara, kelas sosial memengaruhi partisipasi politik.
Perbedaan dalam tingkat partisipasi antara kelompok masyarakat dari lapisan kelas sosial yang berbeda seringkali ditunjukkan oleh ketidaksetaraan dalam akses terhadap sumber daya politik, informasi, dan kesempatan untuk berpartisipasi.
BACA JUGA:Ancam Integritas Bangsa, Mahasiswa Universitas Andalas Kecam Politik Uang di Kontestasi Pilkada 2024
Di Indonesia, tingkat partisipasi pemilih yang rendah juga menjadi masalah.
Masyarakat miskin yang merasa tidak terwakili cenderung tidak terlibat dan apatis, sementara kelompok kelas menengah dan atas yang lebih melek politik sering kali mendominasi pemilu.
Misalnya, meskipun partisipasi umumnya meningkat pada Pemilu 2019, ada indikasi bahwa orang-orang di daerah terpencil dan miskin tetap kurang terlibat dibandingkan dengan orang-orang di perkotaan yang lebih makmur.