PALEMBANG, KORANPALPRES.COM - Artikel berjudul "KEBENARAN ILMIAH: Antara Objektivitas dan Subjektivitas dalam Penelitian" ini ditulis oleh Vyrania Kartika, mahasiswa Fakultas D
Penelitian ilmiah merupakan suatu proses mencari kebenaran yang harus melalui berbagai tahapan penelitian dan juga tindakan yang sistematik.
Kebenaran ilmiah memiliki konsep dan pemahaman yang mengacu pada bukti empiris, observasi, dan analisis rasional.
Kebenaran ini sering kali dipahami melalui dua pendekatan utama yaitu: objektivitas dan subjektivitas.
Objektivitas dalam pendidikan lebih mengacu pada upaya untuk mengungkap kebenaran yang bebas dari pengaruh bias pribadi atau pandangan subjektif. Dalam hal ini objektivitas berusaha untuk mendapatkan pengetahuan yang universal serta berfungsi bagi semua kalangan tanpa memperhitungkan latar belakang.
Sebaliknya, subjektivitas ini lebih merujuk pada pandangan bahwa pengetahuan ilmiah tidak bisa terlepas dari interprestasi, pengalaman pribadi, dan kerangka berfikir pribadi. Pendekatan ilmiah sering kali berusaha untuk menjembatani kedua kutub ini, bertujuan untuk objektivitas, aspek-aspek subjektif, tetap memengaruhi cara kita memahami dan mengimplementasikan dunia. Maka dari itu penting bagi kita untuk menyadari bahwa kebenaran ilmiah bukan lah suatu yang bersifat absolut, melainkan sesuatu yang terus berkembang dengan seiring berjalannya wakru.
Kebenaran Ilmiah: Antara Objektivitas dan Subjektivitas dalam Penelitian
Kebenaran ilmiah bersifat objektif yaitu, kebenaran atau keadaan yang tidak di pengaruhi dengan pendapat atau pandangan pribadi. Objektivitas juga mengacu pada pendekatan guna untuk mendapatkan informasi yang akurat, dapat dipercaya, dan mendapatkan manfaat yang berguna bagi semua. Contoh dari objektivitas semisal seorang ilmuan yang sedang mengukur suhu udara, dan hasil pengukuran tersebut harus sama apakah seorang ilmuan tersebut berasal dari Amerika atau Indonesia, dan tanpa dipengaruhi oleh kainginan atau pendapat pribadi.
Sedangkan kebenaran ilmiah bersifat ilmiah itu lebih erat kaitannya dengan opini dan perspektif pribadi. Subjektifitas mengacu pada sudut pandang, pengalaman, penelitian dan pendapat pribadi. Contoh dari subjektivitas yaitu, ketika seseorang mengatakan ‘’minuman ini enak’’ itu merupakan penilaian subjektif karena yang merasakan enak hanya orang tersebut. Belum tentu orang lain merasakannya dengan cara yang sama, karena itu semua tergantung pada pengalaman pribadi mereka.
Argumen Mengenai Objektivitas dan Subjektivitas
Objektivitas dan subjektivitas merupakan ekspresi yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan namun juga dalam wacana yang mempengaruhi pendidikan. Oleh karena itu, interaksi lah yang menjadi subjek peneliti dalam ilmu pendidikan. Objektivitas merujuk pada gagasan yang tidak dipengaruhi oleh nilai-nilai pribadi moral dan sosial. Sedangkan, di sisi lain subjektivitas dipahami sebagai kebalikan dari objektivitas. Maka dari itu, objektivitas sering disajikan sebagai sesuatu yang sebanding karena memiliki stabilitas seiring berjalannya waktu, sedangkan subjektivitas yaitu sesuatu yang tidak dapat dibandingkan karena didasari unsur-unsur yang dapat diubah dan ditafsirkan ulang.
Maka dapat disimpulkan dari pembahasan di atas bahwasanya jika objektivitas itu lebih berfokus pada kesepakatan yang bersifat universal dan adanya bukti yang dapat diuji sedangkan, subjektivitas lebih menekankan bahwa prespektif pribadi yang dipengaruhi oleh faktor emosional atau pengalaman pribadi. Kedua hal ini sangat penting untuk dipahami, terutama dalam analisis atau penilaian yang membutuhkan kejelasan atau keterangan antara fakta dan interprestasi sendiri. *