Kriteria kesalehan seseorang bukan hanya diukur dari ibadah ritualnya, tetapi juga dilihat dari output sosialnya.
Islam hadir tidak memfokuskan pada individu terttentu tapi menjadi Rahmat bagi semesta alam, al Qur’an memiliki tujuan utama untuk membangun kesadaran manusi dalam melahirkan individu yang soleh/baik serta berdampak pada kesalehan sosial.
Mampu memberi pancaran Cahaya hidayah, serta nilai positif dalam kehidupan, dan menjadi Kompas kehidupan menuju manusi paripurna, mulia dan bermartabat.
BACA JUGA:Meraih Keberkahan Ramadan, Jajaran Polres Bagikan Takjil
BACA JUGA:Kegiatan Penuh Makna Ini Dilaksanakan Polairud Polda Sumsel di Bulan Ramadan, Seperti Apa Giatnya
Al Qur’an tidak fokus pada dimensi Aqidah dan keyakinan yang menuntun ibadah agar benar dan khusyuk di hadapan Allah semata.
Akan tetapi juga juga berfungsi sebagai media untuk menjada dan melindungi kita dari penyimpangan, serta menuntun kepada kebaikkan secara konsisiten.
Islam dan al qur’an menuntun manusia dengan tiga fondasi dasar hubungan. Pertama, hubungan dengan TuhanNya.
Kedua, Memperkuat hubungan dengan diirinya dan Ketiga, menyeimbangan hubungannya dengan sesame manusia.
BACA JUGA:Bahaya Anak Puasa Tanpa Sahur Saat Ramadan, Bisa Sebabkan...
Ada sebagaian orang yang berpandangan kesalehan yang berkaitan dengan ibadah kepada Allah lebih penting daripada kesalehahn social.
Sehingga kehidupan yang meraka jalani hanya fokus pada habluminnallah saja. Sementara kehidupan sosialnya terabaikan, tidak pedulu dengan lingkungan sekitar hanya fokus pada ibadah kepada Allah.
Lupa akan hakikat sebagai khalifah fiil ardh. Dalam al qur’an hubungan dengan Allah dan hubungan dengan sesame manusia iabarat dua sisi mata uang yang sulit dipisahkan.
Hubungan dengan sang khalik harus terjalin dengan baik, pen demikian juga hubungan dengan sesame manusia, harus berjalan dengan baik pula.
BACA JUGA:Bupati OKU Timur Resmi Buka Safari Ramadan di Masjid Agung Martapura, Ini Harapannya