Einstein Pertanian Sumsel Ciptakan Penawar Penyakit Tanaman Karet, Sayangnya Belum Bisa Edar, Karena…
Albert Einstein-nya pertanian Sumsel, H Muslim Yunus menjelaskan kepada mahasiswa bagaimana kerja obat penawar penyakit tanaman karet berupa penyakit daun gugur.--Ist for koranpalpres.com
Produk yang Muslim buat bersama putrinya merupakan produk multifungsi.
Pada intinya kata Muslim, produk ini untuk pembenahan tanah cair di sekitar akar karet.
BACA JUGA:Walau Harganya Fluktuatif, Pekebun Kikim Tengah Lahat Setia Tanam Kelapa Sawit dan Karet
BACA JUGA:Mayoritas Pekebun di Kikim Selatan Lahat Pilih Karet dan Kelapa Sawit, Ini Saran Vivi Anggraeni
Akar karet sangat rentan dengan serangan berbagai jamur seperti colletotrichum, corynespora, oidium, fusicoccum, pestalotiopsis, atau pun phytophthora yang dibawa oleh angin di sekitar akar karet.
“Saya dan putri saya berkesimpulan serangan jamur tersebut harus dilawan dengan jamur patogen dalam membunuh jamur-jamur di atas yang merugikan karet,” ulas Muslim yang sangat fasih dalam nama dan rumus eksakta secara ilhami.
Memang sambung Muslim pada pupuk biasa sudah ada tichoderma.
Hanya saja kata dia, kadarnya masih kecil.
BACA JUGA:Mayoritas Warga Gumay Talang Lahat Pilih Budidaya Karet, Tapi 2 Tanaman Ini Tetap Ada
Jika pemupukan tanpa mikoriza cendawan yang bersimbiosis dengan tumbuhan karet pada akar.
Maka tidak bisa menyerap sekaligus mengatasi berbagai jamur merugikan di karet dengan baik.
Jadi produk dalam mengatasi gugur daun ini, Muslim dan putrinya melakukan untuk membenahi tanah di sekitar akar karet.
Azka kembali menimpali, bahwa produk karet yang dia ciptakan bersama bapaknya seperti vaksin pada manusia.
BACA JUGA:Ternyata Ini Sebabnya, Masyarakat Kecamatan Kota Lahat Lebih Memilih Menanam Karet dan Kelapa Sawit