Realitas Kesantunan Berbahasa Gen Z Minangkabau di Era Digital, Bikin Mahasiswa Unand Lakukan Hal ini

Minggu 30 Jun 2024 - 12:02 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

Pemilihan bentuk tuturan (modus kalimat dan jenis tuturan yang digunakan) dalam kato nan ampek dipengaruhi oleh norma-norma kesopanan yang terdiri dari kato mandaki, kato manurun, kato malereang, dan kato mandata.

1. Kato Mandaki (kata mendaki)

Kato mandaki merujuk pada cara berbicara dan bersikap terhadap orang yang lebih tua atau lebih dewasa dari kita, baik dari segi usia maupun status sosial yang dimilikinya.

BACA JUGA:6 Prodi Paling Banyak Diminati di UNS, Universitas Terbaik Kedua yang Memikat Calon Mahasiswa UTBK SNBT 2024

Etika berbicara ini ditujukan kepada orang yang dihormati atau dianggap tua, seperti penghulu, ulama, orang tua, guru, dan lain sebagainya.

Konsep ini tercermin dalam pepatah Minang yang menggambarkan pentingnya berbicara dengan sopan: "Mulut yang manis mudah bergurau

Budi yang baik bahasa disukai

Enak seperti santan dengan tengguli

BACA JUGA:Prospek Kerja Menjanjikan dengan Gaji Fantastis, Inilah 4 Jurusan Kuliah Hidden Gems di Dunia, Tertarik?

Pandai bergaul dengan orang besar

Ingat perkataan jika menyakiti

Jaga hati jika melukai."

Kato mandaki umumnya digunakan dalam percakapan antara anak dan orang tua, murid dan guru, adik dan kakak, serta dalam situasi lainnya.

BACA JUGA:Buruan Daftar Sekarang! UNPAR Buka Jalur Khusus Calon Mahasiswa Baru Pakai Nilai UTBK, Ini Syaratnya.

Kato mandaki adalah bahasa yang ramah, netral dalam nada suara, dan menunjukkan rasa sukacita.

2. Kato Manurun (kata menurun)

Kategori :