Realitas Kesantunan Berbahasa Gen Z Minangkabau di Era Digital, Bikin Mahasiswa Unand Lakukan Hal ini

Minggu 30 Jun 2024 - 12:02 WIB
Reporter : M Iqbal
Editor : M Iqbal

BACA JUGA:SD Negeri 20 Palembang Sepi Peminat, Warganet Ungkap Alasannya

Oleh karena itu, etika berbahasa ini antara lain akan mengatur:

(a) apa yang seharusnya dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu berkenaan dengan status sosial;

(b) bahasa apa yang wajar digunakan dalam situasi sosiolinguistik dan budaya;

(c) kapan dan bagaimana menggunakan giliran berbicara atau menyela;

BACA JUGA:Daftar PTS Penerima KIP Kuliah 2024, Kuliah Gratis di Kampus Elite dan Dapat Uang Saku Pula, Tertarik?

(d) kapan harus diam;

(e) bagaimana kualitas suara dan sikap dalam berbicara itu.

Seseorang akan dianggap menguasai berbahasa jika dapat menerapkan etika berbahasa seperti yang dijelaskan di atas (Chaer, 2010: 172).

Setiap daerah memiliki etika berbahasa sesuai dengan budayanya masing-masing.

BACA JUGA:Profil SD Negeri 20 Palembang, Sekolah yang Tak Dapat Siswa di PPDB 2024

Hal serupa terjadi dalam budaya Minangkabau, yang memiliki adat kesopanan atau etika berbicara kepada yang lebih tua atau muda, sehingga ketika berbicara, diharapkan kesadaran terhadap mana yang boleh diucapkan dan mana yang tidak boleh.

Dalam kebudayaan Minangkabau, etika sangat penting agar anak-anak muda memahami bagaimana bersikap dan berperilaku sopan terhadap orang lain.

Bahasa yang mereka gunakan haruslah sopan dan tidak menyakiti orang lain.

Menurut penulis, saat ini para remaja sering menggunakan bahasa yang tidak pantas.

BACA JUGA:Di Luar Nurul! SDN 20 Palembang Sepi Peminat, Tak Satu Pun Dapat Siswa di PPDB 2024

Kategori :